I’tikaf merupakan ibadah yang tidak terpaut waktu. I’tikaf merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan berdiam diri dalam rumah-Nya dan memperbanyak zikir.

Para ulama mensyaratkan i’tikaf harus disertai niat berdiam diri mendekatkan diri kepada Allah dan dilakukan dalam masjid tempat didirikan jamaah shalat jumat dan shalat lima waktu.

Dalil pensyariatan i’tikaf sangat banyak dan beragam salah satunya termaktub dalam firman Allah Swt berikut ini

وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ

“Dan janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid” (QS. Al-Baqarah; 187)

روى ابن عمر وأنس وعائشة أن «النبي صلّى الله عليه وسلم كان يعتكف في العشر الأواخر من رمضان، منذ قدم المدينة إلى أن توفاه الله تعالى

Ibnu Umar, Anas dan Aisyah meriwayatkan Sesungguhnya Nabi Saw beri’tikaf di sepepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sejak beliau datang ke Madinah hingga saat Allah mewafatkannya. (HR. Bukhari & Muslim)

Kasus dimana Rasulullah selalu melakukan i’tikaf hingga ajal menjemputnya, merupakan bukti keutamaan melakukan i’tikaf terutama pada 10 terakhir Ramadhan. Imam Zuhri mengomentari, bahwa seharusnya umat Islam tidak meninggalkan i’tikaf sebab Rasulullah tidak pernah meninggalkannya hingga hari dimana beliau wafat.

Wahbah Zuhaili dalam al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu menjelaskan bahwa tujuan disyariatkan i’tikaf adalah untuk menjernihkan hati dengan mendekatkan diri kepada Allah dalam keadaan berserah diri dan sepenuh hati beribadah kepada-Nya pada waktu-waktu yang hanya diperuntukkan untuk-Nya. Dengan melepaskan diri dari kesibukan dunia dan segala isinya.

Dengan beri’tikaf terdapat banyak hikmah yang akan diperoleh oleh seorang muslim. Yaitu ketika seseorang semakin mendekat kepada Allah maka kasih sayang-Nya juga akan semakin terasa dekat, kemudian Allah akan menjaga jiwa orang tersebut dari tipu daya dunia.

Karena itu, lanjut Wahbah Zuhaili, i’tikaf merupakan amalan yang paling mulia dan disukai Allah Swt jika seorang hamba melakukannya dengan hati penuh keikhlasan. Karena dengan i’tikaf seseorang akan menunggu kapan waktu shalat masuk. Sehingga I’tikaf laksana shalat dalam hal mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Wallahu’alam.

Sumber : bincangsyariah.com

Translate »