Jakarta – Malam Nisfu Syaban menjadi waktu yang dinantikan umat Islam karena keutamaan yang terkandung di dalamnya. Keutamaan ini dijelaskan dalam sejumlah hadits tentang Nisfu Syaban.

Ada banyak hadits Nisfu Syaban yang tersebar di kalangan umat Islam. Salah satu yang populer adalah Allah SWT akan mengampuni seluruh makhluk-Nya pada malam Nisfu Syaban. Ada juga hadits yang berisi amalan-amalan pada malam Nisfu Syaban.

Berikut empat di antaranya yang paling populer di kalangan umat Islam.

1. Hadits dari Muadz bin Jabal RA

عَنْ مُعَاذٍ بِنْ جَبَلٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ يَطَّلِعُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ, فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

Artinya: Dari Mu’adz bin Jabal, dari Nabi SAW beliau berkata, “Allah Tabaraka wa Ta’ala melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, lalu Allah mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dan Ibnu Hibban mengatakan ini shahih, adapun Imam Thabrani mengatakan perawinya dapat dipercaya.

2. Hadits dari Aisyah RA

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً فَخَرَجْتُ فَإِذَا هُوَ بِالْبَقِيعِ فَقَالَ أَكُنْتِ تَخَافِينَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْكِ وَرَسُولُهُ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي ظَنَنْتُ أَنَّكَ أَتَيْتَ بَعْضَ نِسَائِكَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كِلَبٍ

Artinya: Dari Aisyah RA ia berkata, “Aku kehilangan Rasulullah SAW pada suatu malam. Kemudian aku keluar dan aku menemukan beliau di pemakaman Baqi Al-Gharqad.” Maka beliau bersabda, “Apakah engkau khawatir Allah dan Rasul-Nya akan menyia-nyiakanmu?” Kemudian aku berkata, “Tidak wahai Rasulullah SAW, sungguh aku telah mengira engkau telah mendatangi sebagian istri-istrimu.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah menyeru hamba-Nya di malam Nisfu Syaban kemudian mengampuninya dengan pengampunan yang lebih banyak dari bilangan bulu domba bani Kilab (maksudnya pengampunan sangat banyak).”

Hadits tersebut diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Hibban mengatakan hadits ini shahih.

3. Hadits dari Abu Musa Al-Asy’ari RA

عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : إن الله ليطلع في ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو منافق.

Artinya: Dari Abu Musa Al-Asy’ari RA dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT melihat kepada hamba-Nya di malam Nisfu Syaban maka Allah SWT mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang yang menyekutukan Allah atau orang yang munafik.” (HR Ibnu Majah)

4. Hadits dari Ali RA

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ : إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَ صُوْمُوا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوْبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ : أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ ! أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ : أَلَا مُبْتَلَى فَأُعَافِيَهُ ! أَلَا كَذَا … أَلا كَذَا … حَتَّى يَطْلُعَ الفَجْرُ

Artinya: Dari Ali bin Abi Thalib RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila tiba malam Nisfu Syaban, salatlah pada malam harinya dan puasalah di siang harinya karena Allah menyeru hamba-Nya di saat tenggelamnya matahari lalu berfiman, ‘Adakah yang meminta ampun kepada-Ku? Niscaya Aku akan mengampuninya, adalah yang meminta rezeki kepada-Ku? Niscaya akan memberinya rezeki, adalah yang demikian (maksudnya mengabulkan hajat hamba-Nya) … Adakah yang demikian.. sampai terbit fajar’.” (HR Ibnu Majah dan Baihaqi)

Pendapat Para Ulama tentang Malam Nisfu Syaban

Buya Yahya dalam Hujjah Ilmiah: Amalan di Bulan Syaban memaparkan sejumlah pendapat ulama tentang keutamaan malam Nisfu Syaban dan amalan-amalan yang bisa dikerjakan untuk menghidupkannya. Para ulama ini menyatakan keutamaan malam Nisfu Syaban dari pendapat ulama-ulama salaf.

Ibnu Rajab Al-Hanbali mengatakan dalam kitabnya Lathoiful Ma’arif, pada malam Nisfu Syaban, para tabi’in di Syam seperti Kholid bin Ma’dan, Makhul, Luqman bin Amir dan lainnya, bersungguh-sungguh dalam beribadah. Kata Ibnu Rajab, merekalah umat Islam yang paham keutamaan dan keagungan malam tersebut.

Ulama Syam, kata Ibnu Rajab, berbeda pendapat dalam menghidupkan malam Nisfu Syaban. Pendapat pertama menyebut sunnah melakukannya secara berjamaah di masjid dengan mengenakan pakaian paling bagus dan menggunakan celak. Mereka melakukan salat pada malam tersebut. Terkait ini, Ishaq Ibnu Ruhawih menyetujuinya dan berkata, “Ini bukanlah sebuah bid’ah.”

Imam Syafi’i juga pernah berkata bahwa malam Nisfu Syaban termasuk malam dikabulkannya doa, bersamaan empat malam lainnya yakni malam Jumat, malam dua hari raya, dan awal Rajab.

Keutamaan malam Nisfu Syaban turut dijelaskan Imam Ibnu Haj dalam kitabnya Al-Madkhol. Ia menjelaskan, meskipun bulan malam Lailatul Qadar, akan tetapi malam Nisfu Syaban memiliki keutamaan yang agung dan kebaikan yang banyak.

“Ulama salaf mengagungkannya serta bersungguh-sungguh dalam menyambut kedatangannya,” kata Imam Ibnu Haj dalam kitabnya seperti diterjemahkan Buya Yahya.

Ulama lain yang pendapatnya kerap dipertentangkan, seperti Ibnu Taimiyah, pun mengatakan mendirikan salat pada malam Nisfu Syaban adalah perkara yang baik.

“Apabila ada orang salat di malam Nisfu Syaban sendirian atau berjamaah sebagaimana yang dilakukan sebagian kaum muslimin itu merupakan hal yang baik,” kata Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa-nya, seperti diterjemahkan Buya Yahya.

Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin yang diterjemahkan Purwanto turut menyebut kaum Muslim dianjurkan salat sunnah 100 rakaat dengan membaca Al Fatihah dan 10 kali Al Ikhlas pada setiap rakaatnya.

Di sisi lain, ada ulama yang berpendapat bahwa riwayat tentang salat malam Nisfu Syaban adalah batil dan maudhu. Salah satunya dikatakan Hammud bin Abdullah Al-Mathr. Ia menjelaskan hal ini dalam tulisannya menjawab bid’ah-bid’ah dalam ibadah.

Buya Yahya sendiri menganjurkan cara menghidupkan malam Nisfu Syaban dengan memperbanyak amal-amal yang diajarkan Rasulullah SAW, seperti salat sunnah hajat, salat sunnah tasbih, salat sunnah witir, atau dengan bersholawat, berdzikir, dan membaca Al-Qur’an, serta amalan lain yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sumber: detik.com

Translate »