Liputan6.com, Jakarta – Hari kiamat adalah sesuatu yang pasti akan terjadi. Hari kiamat termasuk perkara ghaib yang tidak bisa diketahui dengan panca indera. Kendati demikian, sebagai muslim wajib mengimani hari akhir itu.

Tanda-tanda kiamat telah disebutkan dalam Al-Quran dan hadis-hadis nabi. Namun, perihal waktu terjadinya tidak diketahui. Bahkan, Rasulullah SAW pun tidak diberi tahu. Allah SWT merahasiakan waktu terjadinya hari kiamat.

Lantas, kenapa Allah merahasiakan waktu terjadinya hari kiamat?

Menurut Habib Ali Baqir Al-Saqqaf, waktu hari kiamat yang dirahasiakan Allah SWT adalah inti dari maksud penciptaan manusia untuk diuji.

“Kalau seumpamanya Allah memberitahu tentang hari kiamat, wah hari kiamat akan terjadi 12 Muharram tahun 2000 H. Itu sudah tahu. Sudah tidak ada ada ujian lagi. Semua pasti beriman,” kata Habib Ali dikutip dari tayangan YouTube NU Online, Jumat (17/3/2023).

Menurut cucu Rasulullah SAW ini, tidak tampaknya perkara-perkara gaib seperti hari kiamat adalah realisasi dari makna ujian yang diberikan Allah melalui nabinya kepada manusia. Tanpa adanya keghaiban hari kiamat niscaya semua manusia masuk Islam dan mendapat hidayah itu mudah.

“Jikalau mendapat hidayah itu mudah, surga tidak akan harganya. Surga tidak akan diagungkan oleh Allah,” ujar Habib Ali.

Habib Ali menegaskan, bahwa manusia hidup di dunia untuk diuji. Secara otomatis yang namanya ujian pasti ada yang lulus dan tidak lulus. Ironisnya, yang tidak lulus lebih banyak daripada yang lulus. Ahli neraka lebih banyak dari ahli surga sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis nabi..

“Semoga Allah menjadikan kita orang-orang ahli surga,” doa Habib Ali.

Ia menyimpulkan, inti dari kenapa hari kiamat tidak diketahui kapan terjadinya untuk menjadikan manusia itu beriman dan agar manusia itu takut untuk beramal keburukan. Dengan begitu, manusia akan mempersiapkan diri sebelum kiamat tiba termasuk kematian di depan mata. Wallahu’alam.

Sumber : liputan6.com

Translate »