Masjid adalah tempat yang mulia kerana di dalamnya orang mukmin beribadah kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya, baik dengan solat, zikir, doa, mahupun membaca Al Quran. Dalam hadis dikatakan, Nabi bersabda, “Bahagian negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya.” (HR Muslim).
Orang yang rajin pergi ke masjid untuk solat berjamaah dan beribadah disebutkan sebagai orang beriman. Nabi mengatakan, “Jika kamu melihat orang yang suka pergi ke masjid maka persaksikanlah bahawa dia adalah orang beriman.” (HR at-Tirmidzi dan Ahmad).

Salah satu masjid di bumi yang memiliki keutamaan besar di sisi Allah sehingga orang beriman digesa untuk mendatangi dan memuliakannya adalah Masjid al- Aqsha yang terletak di Yerusalem, Palestin. Dalam hadis disebutkan, Nabi bersabda, “Sepatutnya seseorang lebih bersungguh-sungguh melakukan safar (perjalanan) untuk mengunjungi tiga masjid ini: Masjid al-Haram (Makkah), Masjid Nabawi (Madinah), dan Masjid al-Aqsha (Palestin).” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Orang yang shalat di Masjid al-Aqsha bahkan dijanjikan akan diampuni dosanya. Nabi mengatakan, “Sesungguhnya Sulaiman bin Dawud tatkala membaik pulih Masjid al-Aqsha ia meminta kepada Allah tiga hal: ia meminta agar setiap hukum yang ia putuskan sama dengan hukum Allah maka Allah pun mengabulkannya; ia juga meminta kepada Allah agar diberi kekuasaan yang tak tertandingi siapa pun maka Allah pun mengabulkannya; ia juga meminta kepada Allah agar setelah siap membaik pulih Masjid al-Aqsha, siapa pun yang datang ke situ dengan niat untuk shalat dan beribadah, dosanya diampuni dan dibersihkan hingga ia seperti bayi yang baru dilahirkan ibunya maka Allah pun mengabulkannya.” (HR an-Nasa’i).

Secara sejarah, Masjid al-Aqsha disebutkan sebagai masjid kedua yang dibina di muka bumi setelah Masjid al-Haram. Abu Dzar al-Ghifari pernah bertanya kepada Nabi, “Masjid apakah yang pertama kali dibina di dunia?” Baginda menjawab, “Masjid al-Haram.” Abu Dzar bertanya lagi, “Lalu masjid apakah?” Baginda menjawab, “Masjid al-Aqsha.” Abu Dzar bertanya lagi, “Berapa lama jarak di antara keduanya?” Baginda menjawab, “Empat puluh tahun.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Masjid al-Aqsha juga pernah menjadi kiblat umat Islam dalam shalat sebelum dialihkan ke Masjid al- Haram (Ka’bah). Disebutkan, 16 atau 17 bulan setelah Nabi hijrah ke Madinah, kiblat dihalakan ke Ka’bah. Ertinya, sebelum itu kaum Muslim shalat dengan menghadap ke Masjid al-Aqsha. Masjid ini juga menjadi tempat yang disinggahi Nabi saat melakukan Isra Mi’raj.

Allah berfirman, “Mahasuci Allah, yang telah mem perjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS al-Isra’ [17]: 1).

Masjid al-Aqsha, sebagaimana Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi, adalah masjid yang mulia. Kemuliaan ini tidak boleh dikotori apalagi dirosak oleh siapa pun. Ia adalah rumah Allah, tempat orang beriman beribadah dan mendekatkan diri serta bermunajat kepada-Nya dengan penuh ketulusan dan kepasrahan. Oleh itu, masjid ini harus dijaga, dilindungi, dan dibela, serta dijauhkan dari tangan-tangan kotor yang mengingkari, menentang, dan memusuhi Allah. (republika.co.id)

Translate »