Riwayat Uwais al Qarni menjadi sebuah narasi betapa Allah sangat menganjurkan umat manusia untuk menyayangi ibu. Seorang fakir dari Yaman yang tidak pernah berjumpa dengan Rasulullah. Namanya tidak pernah disebut di kalangan para sahabat. Namun, sosoknya dikagumi bahkan oleh Nabi. Dalam sebuah hadis riwayat Ahmad, Rasulullah pernah bersabda, “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya. Dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Mengapa demikian? Uwais al Qarni rupanya sosok yang sangat patuh dan hormat kepada ibunya yang lumpuh. Hingga pada suatu hari, Uwais pernah meminta izin kepada ibunya untuk pergi ke kota Madinah untuk berjumpa dengan Rasulullah. Ibunya memberikan izin kepadanya, asal segera kembali karena kondisi ibu yang sedang tidak sehat.

Namun sesampainya di Madinah, Uwais tidak berjumpa dengan Rasulullah yang sedang memimpin perang. Uwais hanya menitipkan sebuah pesan kepada Aisyah, sebab ia mengngat pesan ibunya untuk lekas pulang. Subhanallah, betapa Uwais sangat patuh terhadap apa yang dititahkan ibu kepadanya.

Demikian pula ketika ibu Uwais ingin melaksanakan ibadah haji. Kondisi ekonomi sedang tidak baik, namun Uwais berusaha untuk menabung makanan yang bisa dijadikan bekal perjalanan untuk ibunya. Tidak hanya itu, Uwais juga sudah sering berlatih menggendong seekor lembu setiap hari, agar fisiknya kuat dan terbiasa untuk menggendong ibunya ketika pergi melaksanakan ibadah haji nanti.

Hingga akirnya ibu Uwais bisa menunaikan ibadah haji lewat punggung anaknya, sebab ibunya lumpuh. Keteladanan Uwais seperti itulah yang membuat Rasulullah berwasiat kepada para sahabat agar meminta doa dan istighfar ketika bertemu Uwais al-Qarni, sosok yang disebut-sebut sebagai penghuni langit, bukan bumi.
Baca Juga: Kisah Ibu dan Saudara Perempuan Nabi Musa

Alhasil, memuliakan ibu adalah salah satu amal shaleh yang akan diberikan balasan dan kemulian oleh Allah di sisi-Nya. Tidak hanya itu, diceritakan dalam hadis riwayat Ahmad bahwa Rasulullah berpesan agar mencari surga lewat ridha Allah. Maksudnya adalah mendahulukan kepentingan mereka atas kepentingan sendiri dan memilih berbakti kepada mereka daripada berbakti kepada hamba lainnya.

Hal itu berdasarkan dalam QS al Isra’ ayat 23 disebutkan:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (QS. al Isra’: 23)

Lewat Firman-Nya, Allah SWT memerintahkan agar manusia mengingat pengorbanan Ibu. Bahwa kasih sayang ibu tak terhingga. Seorang ibu mengandung anak dengan segala kelelahan dan risiko yang ada. Bersusah payah melahirkan, lalu membesarkannya. Kebaikan yang telah ia curahkan kepada anak-anaknya tak akan pernah terhitung. Cinta kasih ibu laksana mentari menyinari dunia. Terus berbagi cahaya untuk alam semesta, tanpa pamrih. Maka tidak herab jika seorang Uwais al-Qarni mendapat predikat penghuni langit daru Rasulullah Saw.

Sumber : bincangmuslimah.com

Translate »