Gurun pasir, ketika membaca dua kata tersebut apa yang kamu pikirkan? Kebanyakan orang jika mendengar kata gurun terutama gurun pasir pasti akan terfikir pada suatu tempat berpasir yang tandus, gersang, panas, sulit air, dan lain sebagainya. Namun, bagaimana jika gurun pasir yang ada sekarang tumbuh tanaman hijau, sayuran, bahkan hingga buah-buahan?

Faktanya, Jazirah Arab dulunya merupakan kawasan sungai, hutan, dan taman. Hal ini didukung oleh bukti ilmiah penemuan sejumlah besar gas dan minyak bumi, yang dibuat dari simpanan tanaman dan hewan yang terakumulasi di bawah permukaan bumi selama berabad-abad.

Akibatnya, Jazirah Arab masih mengalami kondisi gurun gersang yang sama seperti sebelum fenomena perubahan daratan terjadi di seluruh dunia. Selain itu, ternyata ada persediaan air yang sangat besar di bawah gurun, antara 30 hingga 400 meter.

Selain itu, para ilmuwan mengumumkan permulaan siklus glasial baru yang pergerakannya telah dimulai sebagaimana hasil studi iklim yang menunjukkan bahwa manusia saat ini sedang memasuki periode hujan baru.

Hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya intensitas panas saat musim dingin dan mulai merambatnya es di belahan bumi utara ke arah selatan. Menurut beberapa ilmuwan, salju dan hujan sedang dalam perjalanan ke Jazirah Arab bersama dengan iklim yang lebih sejuk.

Seandainya bukan karena peningkatan terus-menerus dalam tingkat pencemaran lingkungan yang meningkatkan pemanasan global, umat manusia saat ini akan melihat deretan es di Amerika Utara, Eropa, dan Asia di zaman saat ini yang menunjukkan bahwa gurun, dataran, dan sungai yang kering pada akhirnya akan kembali.

Perambatan es dari belahan bumi utara menuju selatan ini menyebabkan wilayah arab sering diguyur hujan. Sebagaimana dikutip pada “Arab News” hujan pada rabu (25/11), merupakan hujan keempat kalinya di Makkah. Peristiwa alam yang megangetkan dunia mengingat Kota Suci ini sangat langka hujan.

Namun, hal ini menyebabkan tanah di Arab menjadi lembab dan mudah untuk ditanami. Pemerintah Arab Saudi memanfaatkannya dengan menggalakkan program penghijauan menanam 50.000 pohon di padang pasir dan lokasi-lokasi lain melibatkan masyarakat, wisatawan, sektor swasta dan dan para pelajar.

Sesuai dengan visi kerajaan 2030 yang sangat mementingkan perlindungan lingkungan dan sumber daya alam karena perannya yang dinilai sangat penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan dan kemakmuran masyarakat.

Kementerian Lingkungan Hidup, Air dan Pertanian dan The Saline Water Conversion Corporation (SWCC) bersama-sama menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk mendukung tercapainya tujuan ini. Mengunakan teknologi pertanian bersistem pivot water nozzles (nozel air yang berputar) yang kemudian menjadi irigasi sistematik untuk tumbuhan yang ditanam di Arab.

Penandatanganan MoU ini merupakan upaya untuk mengurangi kerusakan hutan dan padang rumput. menghentikan penyebaran penggurunan, menghidupkan kembali keanekaragaman hayati, meningkatkan kesadaran lingkungan, dan mempersiapkan perubahan iklim.

Meskipun telah membuat langkah besar baik dalam ekonomi maupun pemanfaatan lingkungan, fenomena berubahnya gurun di tanah Arab menjadi lahan hijau ternyata disebutkan oleh Rasulullah sebagai salah satu tanda kiamat sejak 14 abad lalu.

Mengacu pada hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Dan sehingga tanah Arab menjadi subur makmur (hijau) kembali dengan padang-padang rumput dan sungai-sungai.”

Hadits di atas menjelaskan bahwa tanah Arab akan dibanjiri banyak air, mengubahnya menjadi sejumlah sungai dan membiarkan berbagai jenis tanaman tumbuh di atasnya, mengubahnya menjadi padang rumput, kebun, dan hutan.

Dari sabda Rasulullah diatas sudah jelas buktinya, Jazirah Arab yang dahulunya subur kemudian menjadi kering karena proses alam, dan sekarang kembali subur karena tangan manusia dan teknologi.

Setelah mengetahui fakta di atas sebagai umat muslim yang hidup di akhir zaman ini apakah kita akan tetap tenang dalam menjalani hidup? Tetap melaksanakan kemaksiatan padahal kita tau itu perbuatan dosa? Tetap mengajar dunia yang semu dan sementara ini?

Sebagai makhluk Allah yang telah diberi akal untuk berfikir seharusnya kita bisa menyadari, seharusnya kita bisa merenungi semua tanda akhir zaman yang salah satunya seperti sabda Nabi di atas. Terutamanya kita sebagai umat islam yang tentuanya lebih paham mengenai hal ini.

Sebagai umat islam, kita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbanyak amal ibadah untuk bekal di akhirat kelak. Merenungi setiap perbuatan kita dan bermuhasabah diri untuk memperbaikinya.

Melaksanakan setiap perintah dan mejahui setiap larangannya, menjalankan setiap sunah-sunahnya, dan berbuat baik setiap saat. Meskipun tidak mudah dilaksanakan ditengah godaan dunia yang makin menggila dengan berbagai kemudahan teknologinya. Namun, seharusnya menjadikan kita semakin mudah pula untuk medekatkan diri kepada Allah SWT.

Perkara terjadinya akhir zaman ini biarlah menjadi rahasia Allah SWT, yang perlu kita lakukan hanyalah meningkatkan amal ibadah dan semakin mendakat diri kepada-Nya. Semoga setelah ini kita dapat mengevaluasi diri dan semakin bertaqwa kepada-Nya. Amin…

Sumber : qureta.com

Translate »