Kitab Maulid Al-Barzanji merupakan kitab yang berisi riwayat hidup Nabi Muhammad Saw mulai dari silsilah keturunan, peristiwa kelahiran, masa anak-anak, masa remaja, masa dewasa, hingga diangkat menjadi nabi dan rasul.

Tidak hanya itu, di dalamnya juga menjelaskan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad Saw serta berbagai peristiwa lainnya. Kitab Maulid Al-Barzanji berisi suatu do’a-do’a, puji-pujian, dan kisah hidup Nabi Muhammad Saw yang kerap dilantunkan dengan irama dan lagu tertentu.

Nama Barzanji sendiri diambil dari nama pengarangnya, Syekh Ja’far bin Hasan Al Barzanji. Beliau merupakan seorang ulama besar keturunan Nabi Muhammad Saw sekaligus pengarang kitab Mawlid Al-Barzanji yang termasuk salah satu kitab maulid paling populer dan tersebar luas ke penjuru negeri Timur maupun Barat. Judul kitab Al-Barzanji sebenarnya ialah ‘Iqd Al-Jawahir (kalung permata) atau ‘Iqd Al-Jawhar fi Mawlid An-Nabiyyil Azhar yang maknanya berarti untaian permata tentang kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Tujuan ditulisnya kitab Maulid Al-Barzanji ini untuk menumbuhkan rasa lebih mencintai Nabi Muhammad Saw, di suri tauladani sifat-sifat terpujinya, akhlak mulianya, serta berbagai peristiwa yang dikisahkan di dalamnya.

Manusia satu-satunya di muka bumi ini yang memang sudah harus perlu kita ketahui dan pelajari kehidupannya serta kita jadikan contoh dalam kehidupan sehari-sehari adalah Nabi Muhammad Saw. Beliau diutus sebagai rahmatan lil’alammin (rahmat bagi seluruh alam semesta).

Lengkapnya dalam kitab Maulid Al-Barzanji terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian “Natsar” terdiri atas 19 sub bagian yang memuat 355 untaian syair dengan mengolah rima akhir ha, dan bagian “Nadhom” terdiri atas 16 sub bagian yang memuat 205 untaian syair dengan mengolah rima akhir nun. Namun, pada pembahasan kali ini penulis hanya akan sedikit mengulas bagian “Natsar”.

Sehubungan dengan sastra, kitab Maulid Al-Barzanji merupakan salah satu kitab sastra mengenai biografi Nabi Muhammad Saw yang ditulis secara puitis. Sebagian ditulis dalam bentuk puisi dan sebagian lagi ditulis dalam bentuk prosa dengan irama yang indah.

Kitab Maulid Al-Barzanji aslinya ditulis dalam bahasa Arab. Namun, jangan khawatir, bagi yang tidak menguasai bahasa Arab dapat membaca terjemahannya yang telah mudah ditemui di toko buku maupun internet baik dalam bentuk bahasa Indonesia ataupun aksara Arab Jawi.

Kitab Maulid Al-Barzanji dapat diakses di perpustakaan nasional dengan berbagai versi pada website Khastara (khastara.perpusnas.go.id) dengan jenis koleksi digital naskah kuno atau manuscript. Dalam salah satu koleksinya terdapat terjemahan melayu yang ditulis dengan aksara Arab Jawi.

Jika dilihat dari sejarahnya, kitab Barzanji ditulis di tengah pertumbuhan iklim kepenulisan karya sastrawi. Hal itulah yang menjadikan kitab Maulid Al-Barzanji ini memiliki kandungan sastrawi yang fenomenal.

Kitab Al-Barzanji merupakan karya sastra karena lebih menonjolkan segi keindahan bahasa, tetapi tidak berarti lepas pada fungsinya sebagai bahan bacaan. Semua itu dibaluti dengan madah yang sangat indah dan mampu membangkitkan emosi para pembaca.

Tentu saja, teks ini dapat dilihat sebagai tutur kata yang lahir dari perspektif penyair. Pokok-pokok tuturannya sendiri berpegang pada Al-Qur’an, hadist, dan sirah nabawiyyah. Dalam sajak prosa lirik itu, sang penyair menunjukkan keterpukauannya kepada Nabi Muhammad Saw lewat kata-kata yang indah. Misalnya yang ditemukan pada bagian “Natsar”, diungkapkan sapaan kepada Nabi pujaan berikut ini:

Engkau bagaikan matahari, engkau bagaikan bulan purnama, engkau bagaikan cahaya di atas segala cahaya

Begitu juga yang ditemukan dalam bagian “Silsilah Nabi” dilukiskan sebagai Untaian Mutiara, perhatikan penggalan sya’ir di bawah ini:

Alangkah hebatnya nasab beliau, bagaikan untaian mutiara yang bergemerlapan

Nasab nabi terhitung nasab termulia (I) bagaikan sekumpulan bintang jauzak.

Terbaiklah nasabmu, bagaikan untaian marjan yang indah dan megah (II) padanya bagaikan rantai leher dan mutiara yang sangat berharga.

Tak kalah penting. misalnnya, dalam bagian “Peristiwa Kelahiran Nabi Muhammad Saw” sebagaimana diungkapkan dalam sya’ir berikut ini:

Dengan wajahmu bagaikan matahari yang menerangi (I) dari padanya terang benderang malam yang permai.

Malam kelahiran, bagi orang yang beragama (II) menjadikan kegembiraan dan kemegahan pada hari siangnya.

Dari beberapa penggalan sya’ir yang telah dipaparkan di atas jika kita perhatikan dengan saksama, idiom-idiom yang digunakan dalam kitab Maulid Al-Banzarji terlihat banyak mengambil dari alam raya seperti matahari, bulan purnama, cahaya, bintang, dan lain-lain. Idiom-idiom itu diolah sedemikian rupa bahkan disenyawakan dengan shalawat dan do’a, sehingga menciptakan sejumlah besar metafor yang gemilang. Hal tersebut sebagai salah satu bukti bahwa kitab Maulid Al-Barzanji mengandung nilai sastra tinggi.

Maulid Al-Barzanji masih dibaca hingga kini dalam perayaan maulid Nabi Muhammad Saw, setiap malam jum’at ataupun dalam bentuk perayaan lainnya. Telah disinggung di atas mengenai kitab Al-Barzanji yang merupakan karya sastrawi fenomenal, sehingga diyakini kitab tersebut akan terus hidup tak lekang ditelan zaman dan kini terbukti masih digunakan hingga membentuk tradisi dan kebudayaan yang berkembang dalam umat Islam untuk menghormati sosok maupun perjuang baginda Nabi Muhamamd Saw.

Sumber : qureta.com

Translate »