Firaun Makkah Masa Jahiliah

Firman Allah S.W.T yang bermaksud:
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, kerana ia melihat dirinya seba cukup. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmu lah kembali (mu).Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang seorang hamba ketika mengerjakan solat. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran atau ia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?Tidaklah dia mengetahui bahawa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? Ketahuilah, sungguh jika ia tidak berhenti (berbuat demikian), niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (iaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Maka biarlah ia memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah. Sekali- kali jangan, janganlah kau mematuhinya; dan sujudlah dan dekatkan lah (dirimu kepada Tuhan).
Surah (Al-Alaq: 6-19)

(1)
Masyarakat Makkah mengenalnya sebagai orang yang keras.Wajahnya menunjukkan kekerasan hatinya.Orang-orang Makkah tidak asing dengannya.Orang yang melihatnya merasa miris dan takut.Wajahnya terlihat kelam.Seakan-akan penyakit di tubuhnya tidak pernah sembuh.Ia bagaikan orang yang terus dirundung kemalangan, hidup selamanya dalam balutan kesedihan. Miskipun tubuhnya tampak kecil dan ringkih, hatinya dipenuhi kebencian dan kedengkian kepada siapa saja yang leboh baik dan lebih beruntung darinya.Pandangan matanya tajam menakutkan.Allah memberinya lisan yang tajam menghiris. Setiap ucapannya menyakiti orang lain. Siapa saja yang mengenal perangai buruknya itu pasti segera menjauhinya.

Pada suatu hari, ia berjalan menyusuri jalanan Makkah dengan sikap yang sombong. Ia tidak menyedari bahawa dirinya hanyalah manusia biasa yang lemah dan mudah jatuh. Laki-laki itu adalah Amr ibn Hisyam.

Ia sering berangan-angan seandainya kaum Quraisy memberinya wewenang untuk memimpin. Sebuah angan-angan yang jauh dari kenyataan.Ia tidak pernah mengetahui bahawa angan-angannya itu tidak akan pernah terwujud.

Namun, ia tetap berusaha mewujudkan ambisinya itu dan menantikan kesempatan yang baik untuk meraihnya. Sering kali ia berkhayal menjadi pemimpin Quraisy dan pemimpin Makkah. Namun ia kecewa kerana kenyataan tidak pernah mewujudkan harapannya.

Ketika Muhammad putra Abdullah mengumumkan dakwahnya, Abu Jahal merasa bahwa angan- angan dan khayalannya semakin jauh dari kenyataan. Kepemimpinan atas Makkah tidak akan pernah jatuh ke tangannya, kerana banyak anggota keluarganya yang tidak ikut agama Muhammad. Mereka menyatakan masuk Islam.Kesedihan dan kekecewaan semakin tampak jelas tergambar di wajahnya.Rasa sakit hatinya semakin berat ketika mendengar seseorang mengikuti Muhammad.

Kerana itu, Abu Jahal bernazar akan bergabung dengan pasukan Quraisy, pasukan setan yang bersemangat menyerang Muhammad, pembawa panji kebenaran. Ia bertekad untuk menjadi musuh utama Islam yang menentang dakwah Muhammad. Tidak cukup dengan itu, Abu Jahal berusaha keras menyakiti Muhammad dan para pengikutnya.Ia merasakan kenikmatan ketika melakukan semua itu. Kebencian dan kemarahannya semakin sempurna dibantu oleh kebiasaannya minum arak sehingga hati dan jiwanya dipenuhi kebencian.

(2)
Penduduk Makkah menyaksikan bagaimana para tokoh dan pemimpin mereka menyiksa, menindas dan menyakiti kaum muslim. Mereka menyiksa para budak yang mengikuti ajaran Muhammad.Para pemuka Quraisy itu berlumba-lumba menimpakan seksa yang paling berat kepada budak-budak mereka yang masuk Islam agar mereka kembali ke dalam kekafiran dan kembali menyembah berhala.

Keluarga Bani Makhzum memiliki satu keluarga budak iaitu Yasir, istrinya Samiyyah, dan anaknya Ammar.Keluarga budak itu mengikuti agama Muhammad.Kerananya, mereka mendapatkan seksaan yang berat dari majikan mereka dan para pemuka Quraisy lainnya, termasuk Abu Jahal.
Para pemuka dan pemimpin Quraisy itu semakin sering menyiksa budak-budak mereka.keluarga Yasir mesti menanggung beratnya seksaan yang ditimpakan oleh majikan mereka, Bani Makhzum.

Pada suatu hari…
Abu Jahal berkunjung ke keluarga Makhzum.Ia senang ketika melihat Yasir, Samiyyah dan Ammar meringkuk dengan tangan terbelenggu rantai besi. Tubuh mereka tampak longlai tanpa daya, kerana beratnya seksaan yang mereka rasakan.Keluarga Makhzum sering memanggang mereka di bawah terik matahari.Lempengan besi panas menindih tubuh mereka sehingga kulit mereka menggelupas.

Keluarga Yasir tidak dapat berbuat apa-apa selain merintih menahan rasa sakit seraya berharap bahawa rahmat Allah dan keadilan-Nya akan melimpahi mereka. Rasulullah s.a.w. memberi khabar gembira bahawa mereka akan menjadi ahli syurga, ketika pada suatu hari beliau melihat mereka diseksa, “Bersabarlah, wahai keluarga Yasir. Tempat kembali kalian adalah syurga.”

Kesabaran keluarga Yasir begitu besar sehingga mereka dapat menanggung seksaan yang ditimpakan Abu Jahal dan keluarga Makhzum.Abu Jahal berkata kepada Samiyyah yang saat itu sedang dipanggang di bawah terik matahari, “Kafirlah dari agama Muhammad.Hinalah dan campakkanlah Muhammad.” Abu Jahal berjanji akan membebaskannya jika Samiyyah menghina Muhammad.

Tetapi Samiyyah kukuh dalam keimanannya.Ia enggan menerima tawaran Abu Jahal. Ia berkata tegas meskipun rasa sakit menderanya, “Tidak…aku tidak akan kafir dari agama Muhammad. Ia adalah Nabi yang diutus Tuhan.”

Jawaban Samiyyah itu menampar Abu Jahal.Ia tidal dapat menahan kemarahannya sehingga ia tusukkan tombaknya ke perut wanita malang itu. Pukulan Abu Jahal membunuh wanita itu.Darah yang suci mengucur deras membasahi bumi Makkah.Rohnya yang suci kembali ke haribaan Sang Pencipta.

Samiyyah bint Khayyath adalah syahid pertama dalam Islam.Sejarah mencatatnya dalam lembaran-lembaran yang mulia.Sebaliknya, kekejian Abu Jahal tercatat abadi dalam lembaran kelam sejarah manusia.

(3)
Abu Jahal bersikeras memusuhi Islam, Rasulullah s.a.w., dan kaum muslim. Seakan-akan kebencian telah tercipta antara dirinya dan Muhammad, kebencian yang tidak akan pernah sirna dan tidak akan pernah padam.

Ia memprovokasikan orang-orang untuk membenci Muhammad dan para pengikutnya. Ia ingin Islam sirna dari bumi Makkah. Setiap kali mendengar seseorang masuk Islam, ia berusaha mendekatinya dan membujuknya dengan hartanya. Tidak berhasil dengan bujukan, ia mengancamnya agar kembali ke dalam kekafiran, kembali ke agama leluhurnya.

Abu Jahal sering terlihat duduk bersama kawan-kawannya yang juga istikamah dalam kekafiran.Orang-orang yang telah dikuasai setan kebencian dan permusuhan.Mereka merancang berbagai upaya untuk menjauhkan manusia dari Islam.
Pada suatu hari…

Abu Jahal duduk bersama kawan-kawannya membicarakan strategi dan cara untuk menyakiti Muhammad. Tiba-tiba mereka melihat Rasulullah s.a.w. berjalan menuju Ka’bah melewati tempat mereka duduk dengan wajah ceria dan senyum menghiasi bibirnya.Ketika beliau telah dekat, Abu Jahal bangkit dan berkata dengan sinis, “Apakah kalian pernah melihat Muhammad bersujud menundukkan kepalanya?”

Kawan-kawan Abu Jahal yang juga berhati jahat dan disesatkan setan menjawab, “Benar.Kami melihatnya bersujud, dan mengatakan bahawa ia sedang solat kepada Tuhannya, Tuhan Yang Esa.”

Abu Jahal berkata dengan nada yang sombong, “Demi Latta dan Uzza, jika aku melihatnya bersujud, aku akan tendang bokongnya, dan akan kulumuri wajahnya dengan tanah Makkah.”

Rasulullah s.a.w. tiba di Masjidil Haram, kemudian solat dan bersujud. Kerana telah bersumpah di depan kawan-kawannya, Abu Jahal berusaha mendekati dan mengganggu Nabi s.a.w. yang sedang solat. Namun, ia sama sekali tidak bisa menghampiri Nabi s.a.w., seolah-olah dinding yang kuat menghalanginya. Tidak lama berselang setelah peristiwa itu, Allah menurunkan ayat Al-Quran kepada Rasul-Nya yang mulia:

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampai batas, kerana ia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali (mu). Surah: (al-‘Alaq: 6-8)

Pada hari lainnya, Rasulullah s.a.w. datang ke Masjidil Haram, dan di maqam Ibrahim beliau mendirikan solat.Abu Jahal memandanginya dengan perasaan benci dan murka.Wajahnya menghitam kerana amarah.

Ketika Rasulullah s.a.w. selesai solat, Abu Jahal mendekatikanya dan berkata dengan suara yang keras penuh amarah, “Wahai Muhammad, aku melarangmu solat dan jangan pernah mendekati tempat ini.Jika kau bersikeras, lihatlah apa yang akan kulakukan kepadamu.”

Namun Rasulullah s.a.w. tidak menghiraukan ucapannya dan berlalu menjauhinya. Belum lagi jauh beranjak, Rasulullah s.a.w. menyedari kedatangan Jibril yang turun menyampaikan wahyu dari Tuhannya, ayat Al-Quran yang mempertegas murka Allah kepada Abu Jahal :

Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada dia atas kebenaran atau ia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling? Tidaklah dia mengetahui bahawa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?Ketahuilah, sesungguhnya jika ia tidak berhenti (berbuat demikian), niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (iaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. (al-‘Alaq: 9-16)

Setelah itu Rasulullah s.a.w. beranjak pulang.Abu Jahal mengikutinya sambil meracau mencelanya.
Hingga pada suatu hari…

Rasulullah s.a.w. datang kembali ke Masjidil Haram dan berdiri untuk solat.Abu Jahal mengawasinya dengan perasaan benci dan marah.Ia kesal kerana tidak pernah berhasil membatalkan solat Nabi s.a.w.

Kali ini ia kembali berusaha menghentikan solat Rasulullah. Namun, setiap kali berusaha mendekatinya, ia melihat seekor unta yang sangat besar menghalang jalannya. Usai Rasulullah s.a.w. solat, Abu Jahal berkata, “Bukankah aku telah melarangmu solat di sini?Bukankah aku telah memperingatkanmu untuk tidak mendekati tempat ini?”Rasulullah s.a.w. menjawab, “Apa alasanmu?”

Abu Jahal berkata dengan nada yang sombong seraya menahan murkanya, “Kau mengetahui kedudukanku.Aku adalah pemimpin lembah ini.”
Rasulullah s.a.w. tidak menghiraukan ucapannya, kerana beliau mendengar kedatangan Jibril yang kemudian menyampaikan ayat Al-Quran :
Maka biarlah ia memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah. Sekali-kali jangan, janganlah kau mematuhinya; dan sujudlah, dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan). (al-‘Alaq: 17-19)

(4)
Pada suatu hari, Hamzah ibn Abdul Muthtalib kembali dari berburu. Sebelum pulang ke rumah ia biasa bertawaf mengeliling Ka’bah, berdoa kepada tuhan-tuhannya. Ia memang masih memegang teguh keyakinan leluhurnya.

Baru saja Hamzah memasuki Masjidil Haram dan meletakkan senjatanya, ia melihat budak perempuan Abdullah ibn Jadz’an, yang menghampiri dan berkata kepadanya, “Wahai Abu Imarah, seandainya kau melihat apa yang dialami oleh putra saudaramu, Muhammad, dan mendengar penghinaan yang dilontarkan Abu Jahal kepadanya, entah apa yang akan kau lakukan kepadanya.”

Hamzah berkata kepada budak itu, “Apa yang dilakukan Abu Jahal kepada pekonakanku itu?”

“Di lereng Shafa, Abu Jahal mencegat Muhammad kemudian mencelanya, memarahinya, dan mengatakan ucapan yang tidak pantas didengar manusia.”

Hamzah berlari ke bukit al-Shafa.Kemarahan bergolak dalam dadanya.Ia membenci kelakuan Abu Jahal. Setibanya di sana, tampak Abu Jahal berdiri angkuh di antara para pemuka kabilahnya. Hamzah tidak pernah takut dan gentar.Ia tarik Abu Jahal dari tengah-tengah kaumnya, kemudian dilemparkannya ke tanah. Hamzah memukul kepala Abu Jahal dengan sangat keras sebagai balasan atas tindakannya kepada Muhammad.

Orang-orang Bani Makhzum berusaha menolong kerabat mereka.namun Abu Jahal, menyedari bahawa ia bersalah, menahan mereka. ia enggan keluarga Makhzum berseteru dengan keluarga Hasyim. Ia berkata kepada mereka, “Biarkanlah Abu Imarah pergi. Demi Latta dan Uzza, aku telah menghina keponakannya dengan penghinaan yang sangat buruk.”

Hingga saat itu Hamzah belum masuk Islam.Tetapi Allah berkehendak memberinya hidayah pada hari itu. Pandangan batinnya dibuka sehingga ia dapat melihat kebenaran. Kemudian ia bersegera menemui putra saudaranya itu dan menyatakan keislamannya.

Kebencian dan permusuhan Abu Jahal kepada Muhammad menjadi jalan bagi keislaman Hamzah. Hamzah menjadi muslim yang soleh dan taat. Ia sangat kuat mempertahankan agamanya dan membela Rasulullah s.a.w. Keislamannya menjadi berkah tersendiri bagi kaum muslim.

(5)
Abu Jahal melihat bahawa segala upayanya memusuhi Muhammad dan kaum muslim tidak juga mendapatkan hasil. Namun ia tidak pernah jera. Ia tidak pernah sedar.

Pada suatu hari,seorang pedagang unta dari Iraq datang ke Makkah. Abu Jahal membeli darinya beberapa ekor unta, dan berjanji akan segera memberikan wang pembeliannya. Namun, ternyata ia mengingkari janjinya dan tidak pernah datang untuk membayar hutangnya. Ia selalu menghindari pedagang itu. Setiap kali pemilik unta itu mendatanginya, ia kabur entah ke mana sehingga pedagang itu merasa terjebak dan dipermainkan. Namun, ia tidak dapat melakukan apa-apa untuk mendapatkan haknya.

Putus asa tidak dapat menemui Abu Jahal, pedagang itu menemui para pemuka Makkah yang saat itu tengah berkumpul di Ka’bah.Ia memohon pertolongan kepada mereka, “Wahai para pemimpin Makkah, siapakah yang dapat menunjukkan kepadaku laki-laki yang telah mengambil unta-untaku namun tidak membayarnya. Siapakah di antara kalian yang dapat menolongku mengambil hakku dari Abu al- Hakam ibn Hisyam?Ia telah mengambil unta-untaku namun tidak mahu membayarnya. Setiapa kali aku memintanya, ia pergi dan menghindariku.”

Para pemuka Makkah itu mengetahui bahawa Abu Jahal bersalah kerana lari dari kewajibannya.Namun, mereka juga mengetahui bahawa Abu Jahal sangat membenci Rasulullah.Ketika mendengar penuturan pedagang itu, mereka seakan-akan mendapat kesempatan yang bagus untuk meruncingkan perseteruan antara Abu Jahal dan Muhammad.Mereka yakin bahawa Muhammad tidak mungkin memaksa Abu Jahal untuk membayar hutangnya. Muhammad tidak punya kekuatan dan pengaruh apa pun untuk menekan Abu Jahal. Kerana itu, meraka berkata kepada si pedagang agar ia menemui Muhammad, “Temuilah Muhammad ibn Abdullah. Ia pasti dapat menolongmu untuk mendapatkan hak yang telah dirampas darimu.”

Laki-laki itu mengikuti saran mereka.Ia segera beranjak pergi ke rumah Muhammad.Setelah berhadapan, laki-laki itu berkata, “Wajai hamba Allah…sesungguhnya Abu al-Hakam ibn Hisyam telah menipuku.Ia mengambil beberapa ekor untaku namun tidak mahu membayarnya. Aku laki-laki asing asing di negeri kalian.Kaummu menyarankan agar aku menemuimu.Kerana itu, tolonglah aku mendapatkan hak-hakku dari orang yang merampasnya.”

Para pemuka Quraisy, yang menasihati pedagang itu untuk menemui Muhammad, menantikan khabar mengenai pedagang itu sambil bersenda gurau mentertawakan Muhammad.Mereka tahu bahawa menagih hutang kepada Abu Jahal adalah tindakan yang sia-sia.Kini, pedagang asing itu memohon bantuan kepada Muhammad untuk menagihkan bayaran unta kepada Abu Jahal.

Rasulullah s.aw.pergi bersama pedagang itu ke rumah Abu Jahal, dan langsung mengetuk pintu rumahnya.

Abu Jahal keluar dan terkejut mendapati Muhammad telah berdiri di depannya.Ia mengerut ketakutan. Mukanya memucat.Keringat dingin keluar dari seluruh pori-pori tubuhnya.Ia menggigil seperti diserang demam.

Tanpa gentar sedikit pun Rasulullah s.a.w. berkata tegas, “Berikanlah hak laki-laki ini sekarang juga!”
Si pedagang asing itu menyaksikan peristiwa itu dengan takjub.Ia melihat Abu Jahal gemetaran berkata, “Tunggulah sebentar, aku akan segera memberikan haknya.”

Pedagang itu masih saja berdiri kehairanan melihat Abu Jahal bergegas masuk rumah, kemudian keluar lagi sambil membawa sekantung wang.Abu Jahal memberikan wang itu kepada si pedagang yang masih kehairanan menyaksikan semua yang terjadi.

Pedagang asing itu berterima kasih kepada Muhammad, kemudian ia segera menemui para pemuka Makkah itu mengkhabarkan kepada mereka bahawa Muhammad berhasil menolongnya mendapatkan haknya.

Mereka terkejut mendengar penuturan laki-laki itu.Hairan bukan kepalang.Ketika Abu Jahal datang ke tempat itu, mereka bertanya, “Celakalah, kau wahai Abu Jahal.Apa yang telah terjadi kepadamu?”

Abu Jahal berkata, “Celakalah kalian.Demi Latta dan Uzza.Ketika Muhammad mengetuk pintu rumahku, dan ketika kudengar suaranya, tiba-tiba saja aku diliputi rasa takut.Aku keluar menemuinya dan aku melihat di atas kepala Muhammad berdiri angkuh seekor haiwan buas dengan mulut yang terbuka lebar siap memangsaku.Kerana itu aku segera masuk rumah dan memberikan hak laki-laki itu.”

Lalu, setelah menyaksikan peristiwa itu, apakah mereka menyedari keutamaan Muhammad dan kebenaran dakwah yang disampaikannya?
Sama sekali tidak.Mereka tetap bersikukuh dalam kekafiran.

(6)
Abu Jahal dan para pemuka kafir lainnya tidak pernah merasa tenang selama Islam masih bercokol di bumi Makkah. Mereka semakin kesal melihat cahaya Islam menyebar semakin luas ke kawasan lain di sekitar Makkah iaitu Yatsrib. Kerana itu, Abu Jahal menjadi salah seorang Quraisy yang membenci penduduk Yatsrib, yang di kegelapan malam mengendap hendap menemui Muhammad dan menyatakan sumpah setianya.Mereka mengucapkan baiat di aqabah.Mereka juga menyatakan siap mendukung dan menolong Muhammad, serta melindunginya dari segala bahaya dan ancaman sebagaimana mereka melindungi diri dan keluarga mereka.

Kemarahan kaum kafir Quraisy semakin memuncak.Mereka tahu bahawa beberapa kesatria Makkah telah beralih keyakinan menjadi pengikut Muhammad.

Kaum kafir Quraisy berkumpul sekali lagi membincangkan strategi untuk menyerang Muhammad dan kaum muslim. Abu Jahal memimpin pertemuan itu. Mereka bersepakat mengusir kaum muslim dari negeri Makkah.

Orang-orang mengemukakan pendapatnya masing-masing.Ada yang berpendapat untuk mengucilkan Muhammad dan memutus hubungan dengan orang-orang yang siap membantunya. Ada yang mengusulkan untuk menahan Muhammad dan memenjarakannya di tempat yang terjaga ketat sehingga ia tidak dapat meloloskan diri. Sebahagian mengatakan untuk mengusirnya dari Makkah.Berbagai pendapat muncul dan berkembang sehingga akhirnya mereka bersepakat untuk membunuh Muhammad.

Untuk menjalankan rencana itu, setiap kabilah mengirimkan seorang pemuda.Setelah berkumpul, para pemuda itu mengintai rumah Muhammad dan bersiap-siap menyerangnya. Rencananya, ketika Muhammad keluar untuk solat Fajar, mereka akan menyerangnya. Setiap pemuda dari masing-masing kabilah akan menebasnya sekali tebasan. Dengan begitu, keluarga Hasyim tidak dapat menuntut balas atas kematian Muhammad.

Namun, mereka tidak dapat menyembunyikan rencana mereka dari pengkihatan Allah.Jibril turun mengkhabari Muhammad tentang rencana busuk kaum kafir Quraisy.Ia memerintahkan Nabi s.a.w. untuk segera hijrah ke Yatsrib.

Akhirnya, Rasulullah s.a.w. hijrah bersama sahabatnya memenuhi perintah Allah.

Abu Jahal semakin kesal dan murka kerana rencana mereka gagal.Kini mereka menantikan kesempatan untuk menyerang Muhammad di Madinah.

Dan, terjadilah Perang Badar.

Seperti biasa, peperangan dimulai dengan duel. Tiga orang kafir maju menentang pasukan muslim. Ketiganya adalah Utbah dan Syaibah-keduanya putra Rabiah- dan al-Walid ibn Utbah. Mereka maju ke hadapan pasukan muslim dan sesumbar menentang mereka, “Siapa yang akan maju melawan kami?”

Tiga orang Anshar maju memenuhi tentangan mereka.namun ketiga orang kafir itu tidak mahu melayaninya dan berkata sinis, “Kami tidak punya urusan dengan kalian.”

Lalu ketiganya berseru sekali lagi, “Wahai Muhammad, perintahkan orang Muhajirin yang berani melawan kami!!”
Tidak menunggu lama, tiga pahlawan muslim maju memenuhi tentangan mereka. Ketiganya adalah Hamzah ibn Abdul Muththalib, Ali ibn Abu Thalib dan Ubaidah ibn al-Harits.

Hamzah langsung loncat menghadapi Syaibah.Pedangnya berkelebat menebas tubuh kafir itu, yang langsung tersungkur mati.Ali loncat ke hadapan al-Walid lalu mengayunkan pedangnya dan merobohkan jagoaan Quraisy itu, sedangkan al-Harits terluka dan tidak dapat membunuh Utbah.

Peperangan berkecamuk dahsyat. Pasukan Quraisy dipimpin Abu Jahal, sedangkan pasukan muslim dipimpin oleh Ali ibn Abu Thalib.

Pedang saling berayun.Masing-masing pihak berusaha merobohkan lawan.Pasukan kavaleri masing-masing pihak merangsek menerobos musuh mereka.kedua belah pihak berperang di bawah dan di atas haiwan tunggangan. Tombak dan anak panah berseliweran.Darah tumpah membasahi bumi Badar. Setiap orang melupakan dirinya dan hanya menghendaki satu hal: kemenangan.

Rasulullah s.a.w. bermunajat kepada Tuhannya, berdoa memohon kepada-Nya agar mewujudkan kemenangan kepada kaum muslim, kemenangan yang telah dijanjikan Allah kepada mereka.

Ketika peperangan berkecamuk dengan dahsyat, Abu Jahal berdiri di tengah-tengah pasukannya.Ia menghunus pedangnya dengan sikap yang angkuh dan penuh kebencian. Dua orang Anshar, yang usianya masih sangat muda, berjalan menghendap-hendap mengawasi Abu Jahal.Jiwa muda semakin membuat mereka bersemangat menghadapi peperangan itu.

Keduanya adalah Muaz ibn Amr ibn al-Jamuh dan Muaz ibn Afra.Mereka mendengar tentang kejahatan Abu Jahal dan kebenciannya kepada Islam dan Rasulullah s.a.w. kerana itu mereka berhasrat menjadi orang yang dapat merobohkan dan membunuh Abu Jahal dalam peperangan itu.

Muaz ibn Amr mendekati seorang pemimpin muslim iaitu Abdurrahman ibn Auf dan bertanya kepadanya, “Paman, manakah orang yang bernama Abu Jahal?””

Ibn Auf menjawab, “Apa yang akan kau lakukan kepadanya?”

“Aku mendengar bahawa ia sering mencela dan menghina Rasulullah s.a.w. Demi Zat yang menguasai ubun-ubunku, seandainya kami bertemu dengannya, aku akan membunuh dan menghitamkan wajahnya sehingga ia tersungkur mati dengan pedang kami.”

Abdurrahman ibn Auf terkejut mendengar ucapan pemuda itu.Tidak ingin kalah, pemuda lainnya berkata lugas kepada Ibn Auf, “Aku juga paman.Aku bersumpah kepada Allah untuk membunuhnya atau terbunuh olehnya.”

Abdurrahman ibn Auf mengarahkan telunjuknya ke tengah pasukan kafir, menunjuk orang yang dijaga pasukannya. Itulah Abu Jahal. Ia dilindungi berlapis-lapis pasukan sehingga tidak ada seorang muslim pun yang dapat menjangkaunya. Mereka mendengar Abu Jahal berkata angkuh, “Demi Latta dan Uzza, kita tidak akan pulang sehingga kita cerai-beraikan tubuh mereka di gunung-gunung.”

Abdurrahman ibn Auf berkata kepada dua pemuda itu, “Kalian lihat, itulah laki-laki yang kalian tanyakan. Dialah Abu Jahal.”

Tanpa pikir panjang lagi, kedua pemuda itu berlari melesat mendekati Abu Jahal.Mereka merangsek menyingkirkan pasukan yang melindungi Abu Jahal.Ketika telah berada dekat kepadanya, Muaz ibn Amr mengayunkan pedangnya dan berhasil mengenai kaki Abu Jahal. Muas ibn Afra menyusul mengayunkan pedangnya dan berhasil menusukkan pedangnya ke tubuh Abu Jahal hingga ia jatuh terkapar di tanah.

Al-Harits ibn Hisyam dan Ikrimah ibn Abu Jahal ikut dalam peperangan itu. Keduanya melihat apa yang terjadi atas Abu Jahal. Ikrimah berhasil menebas tangan Muaz ibn Amr serta melepaskan baju zirahnya.Kerana tidak dapat bergerak dengan bebas akibat baju zirahnya terkoyak, Muaz melepaskannya dan melanjutkan peperangan tanpa baju zirah.

Sedangkan al-Harits, saudaranya Abu Jahal, ketika melihat pasukan Quraisy sekamin terdesak, kabur melarikan diri dan meninggalkan medan perang.

Perang Badar berakhir dan kaum muslim mendapatkan kemenangan yang gemilang.

Setelah peperangan, Rasulullah s.a.w bertanya tentang Abu Jahal.Beliau berkata kepada para sahabatnya, “Carilah di antara pasukan kafir yang terbunuh-orang yang kedua lututnya terluka.”

Abdullah ibn Mas’ud mulai mencari Abu Jahal di antara tumpukan mayat pasukan kafir.Ia membalikkan mayat-mayat itu, dan akhirnya melihat orang yang lututnya terluka. Setelah diamati, ternyata orang itu Abu Jahal yang sedang meregang nyawa.Ibn Mas’ud menginjak dada Abu Jahal dan berkata kepadanya, “Allah telah menghinamu, wahai musuh Allah.”

Akhirnya musuh Islam itu menghembuskan nafas terakhirnya.Ibn Mas’ud memenggal kepalanya dan kemudian membawanya ke hadapan Rasulullah s.a.w.

Itulah kisah Abu Jahal, Firaun Makkah, yang mati di tangan dua remaja muslim. Kini, ia menunggu saat-saat hukuman di akhirat.

Susunan : Muhamad Iqbal

 

Translate »