Sebuah Mahkamah  di Belanda menghukum seorang lelaki Syria  dengan dua puluh penjaran akibat terbabit dalam Perang Saudar di Syria..

Hakim mengatakan Ahmad Al Khedr atau dikenali  Abu Khuder ketika itu merupakan anggota Barisan Pembebasan  Front al-Nusra di Syria.

Suara lelaki yang berusia 49 tahun itu dapat dicam dalam sebuah rakaman video eksekusi seorang tentera pemerintah Syria yang ditangkap oleh kelompok tersebut dan kemudian ditembak mati di tepi Sungai Eufrat pada tahun 2021.

“Eksekusi musuh yang ditawan oleh terdakwa bukan hanya pembunuhan tetapi juga pelanggaran berat terhadap undang-undang sama ada yang  tertulis atau tidak tertulis dari peraturan kemanusiaan antarabangsa dan hak asasi manusia sejagat,” kata majlis hakim dalam keputusan yang dibuat hari Jumaat (16/7/2021) setebal 40 halaman, seperti dipetik oleh Reuters.

Kes Al Khedr dibawa ke meja hijau dengan menggunakan hukum jurisdiksi universal Belanda di mana pengadilan nasional dapat mengadili tersangka kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosid yang dilakukan di negara asing sepanjang si tersangka tinggal di Belanda.

Al Khedr menetap di Belanda sejak 2014, di mana dia telah mendapatkan suaka (perlindungan) sementara. Tuduhan terhadapnya didasarkan pada bahan bukti  yang diberikan oleh polis Jerman, kata pihak berkuasa Belanda

Ini adalah kali ketiga kali pengadilan Belanda menghukum seorang warga negara Syria atas kejahatan perang yang dilakukan selama perang saudara. Dalam dua kes sebelumnya, hakim menjatuhkan hukuman penjara hingga tujuh tahun.

Hukuman Al Khedr lebih berat daripada kes-kes sebelumnya,  dia dinyatakan terbukti secara peribadi terbabit dalam eksekusi tersebut.

Dengan tidak adanya pengadilan untuk memproses hukum kejahatan perang yang terjadi di Syria, di mana perang saudara yang berlangsung sejak satu dekad telah menewaskan sekitar 400.000 orang dan mengusir jutaan lainnya dari rumah mereka, sejumlah negara Eropa berinisiatif untuk mengadili beberapa tertuduh dengan menggunakan hukum yang berlaku di negaranya.

 

Sumber: https://www.hidayatullah.com/

Translate »