Apakah kalian pernah merasa sangat letih lelah banget (sangat letih) menghadapi kehidupan yang serba cepat dan selalu berubah? Selama masa pandemik COVID-19 banyak aktiviti kehidupan kita yang berubah dengan cepat. Jika tidak memiliki kesiapan mental yang baik, sudah pasti hati dan fisik (badan) bakal terasa lelah. Apalagi dengan kebijakan (kaedah) pembelajaran atau work from home yang membuat semakin berbaurnya boundary (sempadan) antara kehidupan peribadi dan sosial.

Bahkan, tidak sedikit yang sampai sakit baik fisik maupun psikik akibat terus-terusan stand by (bersedia) di depan gadget berjam-jam setiap hari, buat kaum ibu-ibu juga serupa, harus mengurus anak dan bekerja pada waktu yang sama, yang kesemua perubahan itu benar-benar melelahkan jiwa dan raga.

Hati-hati, jika dibiarkan bisa-bisa (boleh) berubah menjadi stress (tekanan) dan berakhir depresi! (kemurungan).  Stress dan depresi tidak sekadar menyebabkan psikik terganggu, tetapi fizik juga bisa terdampak lho. Kalau tiba-tiba kalian merasa kepala sering pening, merasa lambung sakit, badan terasa pegal dan nyeri, bisa saja depresi sudah menginggapi. Be aware of that! (Berhati-hati)

Jika kita sudah mulai merasa berada pada tipping point (titik puncak), merasa lelah dan kehilangan arah, ini berarti saatnya untuk berbuat sesuatu! Self-help! (tolong diri sendiri) Nah, kira-kira apa saja yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan self-help agar bisa menghindari stress yang mungkin tidak kita sedari?

Take A Short Break

Ketika pekerjaan sudah semakin menumpuk (bertimbun), bos yang begitu demanding (mendesak), deadline (masa akhir) pekerjaan yang bertubi-tubi, anak-anak di rumah yang mulai rewel (meragam) tak karuan, rumah yang berantakan tidak terurus, dan berbagai beban lainnya mulai bertemu pada satu titik, dan kita sudah merasa amat lelah, please take a short break (rehat sebentar) Tinggalkan semuanya pekerjaan kalian sejenak, ambil (tarik) nafas panjang, dan cobalah buat rileksasi (kelonggaran/bertenang) sejenak.

A short break ini juga bisa dimanfaatkan dengan menyusun kembali prioritas (keutamaan) pekerjaan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Walaupun semua terlihat sangat penting, coba telaah dengan hati yang lebih tenang, huraikan pekerjaan yang terlihat besar menjadi pekerjaan yang lebih kecil agar lebih mudah menyelesaikannya.

Ingat, help yourself first, then help others. Tenangkan dulu diri kita dalam situasi mendesak seperti ini, baru kemudian kita kerjakan satu per satu pekerjaan lainnya.

Sadari Beban Diri dan Mintalah Pertolongan

Kita harus bisa mengukur seberapa banyak beban kerja yang sanggup kita kerjakan dengan optimum. Jangan takut untuk menolak pekerjaan dan berkata tidak pada pekerjaan yang overload. Misalkan kalian adalah working mom (wanita berkerjaya), yang harus bekerja dan mengurus anak di rumah, jangan paksakan diri untuk menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga sendiri. Cobalah untuk meminta bantuan pada pasangan atau anggota rumah tangga lain. Begitupun dengan beban kerja di kantor (pejabat), jika dirasa sudah sangat overload (beban kerja  berlebihan), cuba komunikasikan dengan atasan untuk membahagi beban kerja kepada yang lainnya.

Yang perlu diingat adalah, don’t push yourself too hard! Jangan takut untuk menolak atau meninggalkan kerjaan-kerjaan lainnya dengan baik, dan jangan pernah merasa sungkan (segan) untuk mengkomunikasikan beban kerja dan meminta bantuan pada rakan atau keluarga.

Membiasakan Afirmasi Positif Pada Diri Sendiri

Sama halnya dengan otot fisik, pikiran juga perlu untuk dilatih. Coba biasakan memberikan afirmasi positif pada diri sendiri. Coba katakan setiap pagi sebelum memulai kegiatan di hari itu di depan cermin, “Saya mencintai diri ini sepenuhnya, Saya bersyukur memiliki tubuh dan otak yang mampu membantu saya menjalani hari ini lebih baik, Saya yakin saya punya kemampuan untuk menyelesaikan tanggungjawab saya dengan baik”.

Begitupun saat hendak tidur, jangan lupa berterima kasih pada diri sendiri karena sudah bekerja keras melakukan banyak hal selama sehari. Hargai usaha kita sendiri. Jangan pernah membandingkan diri kita dengan orang lain. Terkadang kita lebih mudah menyayangi dan mengapresiasi orang lain dibandingkan mengapresiasi diri kita sendiri.

Akibatnya kita sering merasa exhausted-cape (terperangkap/terbelenggu) banget (sangat) dan merasa tidak mencapai apa-apa walaupun sudah melakukan banyak hal selama sehari. Kerena itu, ingatlah untuk melatih afirmasi (penyataan) positif pada diri sendiri setiap hari. Hingga kita merasa lebih berharga, merasa lebih kuat menghadapi berbagai tugas yang harus diselesaikan.

Menyayangi Diri Sendiri

Menyayangi diri sendiri juga sangat penting untuk menghindari stress. Menyayangi diri sendiri terkadang lebih sulit dibandingkan menyayangi orang lain. Apalagi jika kita tumbuh dalam toxic environment (persekitaran toksid) yang sering menerima negative affirmation (penegasan/kenyataan negatif) dari orang di sekitar kita. Padahal setiap orang berhak merasa disayangi. Tumbuh dalam situasi ini seringkali membuat kita sulit untuk lebih sayang dan cinta pada diri kita sendiri.

Belum lagi ditambah kehidupan teknologi yang seringkali membuat diri merasa insecure (kurang selesa). Nih utamanya, cewek-cewek, gemuk sikit saja boleh menyebabkan kita jadi benci sama (dengan) diri sendiri karena tidak tampak secantik model-model di media. Atau insecure karena melihat capaian-capaian orang lain di media sosial. Ini boleh menjadi toksid yang menyebabkan kita merasa insecure dan jadi sulit menerima dan mencintai diri kita sendiri apa adanya.

Kalau kalian sudah mulai merasakan gejala-gejala ke-insecure-an ini, maka saatnya untuk menjauhkan sosial media sejenak. Hentikan kebiasaan stalking kehidupan orang lain karena alih-alih memotivasi diri, banyaknya malah menyebabkan kegalauan. Ingat lagi, jangan membandingkan diri kita dengan orang lain, tetapi coba bandingkan diri kita sekarang dengan kondisi diri kita di masa lalu. Coba lihat sudah berapa banyak hal baik yang sudah kita capai.

Belajarlah untuk menerima diri kita apa adanya, terima tubuh kita dengan ikhlas, terima hidup kita dengan lapang dada. Pandang segala sesuatunya dari sisi positif.

Bebaskan Diri Dari Berbagai Belenggu Dan Jadi Diri Sendiri

Seringkali kita merasa terikat pada sesuatu dan seseorang, dan hal ini menyebabkan diri kita jadi terkekang, baik secara fisik maupun mental. Kita harus sadar kalau kita punya hak atas diri sendiri dan membuat keputusan sendiri untuk diri kita.

Buatlah keputusan baik untuk diri kita sendiri. Lepaskan belenggu itu semua dan jadilah diri kita sendiri. Kita adalah pilot (penentu) kehidupan kita sendiri, pilih mana mahu bahagia atau bete (bosan) sepanjang hari, kita bebas menentukan mahu menerima diri kita dengan bahagia atau membenci diri kita sendiri. Semuanya dari diri kita. Orang lain bebas mencela atau menghina kita, tetapi kita berkuasa untuk menentukan apakah kita merasa terhina atau cuek saja. You are the master of your own life.(Anda adalah tuan kepada hidup anda sendiri)

Jadi, tetaplah semangat yah guys. Hidup memang bisa menjadi amat melelahkan dengan segala beban dan perubahannya. Tapi yakinlah pada dirimu sendiri, kita pasti bisa melalui semuanya. Stay sane (kekal waras atau tenang saja) dalam dunia yang tak pasti adalah kemewahan yang tidak bisa dibeli dengan wang. Dan itu semua boleh kita lakukan dengan memulai menerima diri kita apa adanya, menyayangi diri kita, dan mengapresiasi (menghargai) setiap usaha yang sudah kita upayakan sepenuh jiwa.

Sumber: Diah Wahyuni, https://www.qureta.com/next/post/simple-things-to-stay-calm

Translate »