Ada banyak macam fenomena yang perlu untuk dibahas. Tetapi saat ini kita akan membicarakan cerita laki-laki tentang masalah kencingnya yang meraih penghargaan Nobel. Kedengarannya aneh, bukan? Tetapi itulah fakta nyatanya, bahwasanya kencing seorang laki-laki bisa mendapat penghargaan Nobel di bidang ekonomi.
Kebanyakan seorang laki-laki kalau kencing pasti banyak sekali ulahnya sehingga menyebabkan banyak cipratan airnya yang membuat berlepotan. Soalnya saya juga sering melakukan hal tersebut, entah karena ada keasyikan tersendiri atau memang sudah cenderung kebiasaan. Maka tak jarang banyak cipratan airnya ke mana-mana sehingga membuat toilet menjadi bau pesing.
Alhasil dari perilaku para lelaki tersebut menyebabkan banyak toilet laki-laki kalau kita pastikan pasti jauh lebih jorok dan lebih bau pesing dibandingkan toilet wanita. Tidak heran banyak petugas kebersihan yang harus kesusahan membersihkan toiletnya karena kebiasaan joroknya ketika sedang buang air kecil.
Karena kebiasaan tersebut harus memutar otak para pemilik bisnis, lembaga dan sebagainya untuk bisa menjaga kebersihan ketika buang air kecil agar tidak berlepotan. Muncullah ide untuk memberikan solusi tersebut iaitu dengan meletakkan gambar lalat pada toilet urinoar pria, sehingga kalau lagi buang air kecil otomatis air seninya mengarah ke lalat tersebut. Ide tersebut akhirnya berhasil, dengan 80 persen laki-laki kencingnya tidak berlepotan.
Pembuat ide gagasan tersebut Van Bedaf yang sempat bekerja di militer pada 1960-an ini mengaku memiliki pengalaman unik dengan menempatkan target berukuran kecil di urinoar. Pemilihan gambar lalat yang kecil ini didasari oleh kecenderungan manusia yang menganggap serangga ini sebagai hewan yang jorok dan ingin segera mengenyahkannya. Dari hewan tersebutlah dapat bisa memengaruhi kebiasaan buang air kecil laki-laki.
Mungkin kebanyakan dari kita yang sering buang air kecil di urinoar toilet pria kurang memperhatikan akan adanya lalat kecil yang terletak di tempat tersebut. Atau mungkin adanya yang mengira itu lalat beneran, sehingga sampai harus diusir untuk pergi agar tidak mengganggu kencing kita. Khususnya para wanita yang tidak pernah singgah ke toilet pria maka tidak akan pernah melihatnya.
Tetapi dari lalat tersebut kita bisa belajar hal penting yang perlu patut untuk kita tiru. Bahwa perilaku itu dapat kita ubah bukan dengan aturan ketat dan sebuah paksaan, tetapi dengan membuat sebuah dorongan yang begitu mudah, murah dan sederhana.
Seperti halnya teman saya yang suka sekali merokok. Sebut saja namanya Bedul, dia itu kalau sudah merokok sehari bisa habis dua bungkus rokok. Karena hal tersebut tak jarang Bedul sering kali jadi omelan orang tuanya karena uang jajannya dihabiskan untuk membeli rokok.
Sudah sering si Bedul ini kena siraman rohani dari orang tua atau kawan sepergaulannya jangan kebanyakan nian kalau merokok, selain menghabiskan duit juga bisa terkena penyakit nanti. Tapi apalah daya, omongan larangan tersebut tiada digubris sama sekali oleh Bedul.
Karena sudah keseringan menasihati Bedul, orang tuanya sudah pasrah. Tetapi keajaiban tiba-tiba datang. Datanglah Doni kawan sepermainan Bedul membawa sebuah vape. biasanya Doni ini sering merokok bareng sama Bedul. Tetapi kali ini Doni membawa vape ketika kumpul sama Bedul dan kawannya. Bedul heran dengan Doni, biasanya dia merokok tapi kali ini tidak.
Ditambah lagi dia bawak vape, heranlah Bedul ini kenapa Doni beralih dari rokok ke vape. Karena penasaran, Bedul meminjam vape ke Doni untuk merasakannya nikmat memakai vape. Alhasil dari hal tersebut Bedul ketagihan dari yang dulunya pakai rokok yang sehari bisa habis jatah 50 ribu lebih. Sekarang pindah ke vape yang cenderung lebih murah.
Dari beberapa cerita yang saya alami tadi dapat kita pelajari bahwasanya manusia cenderung melihat suatu larangan sebagai suatu tantangan untuk dilanggar. Makin ditakut-takuti, makin besar tantangan untuk melanggarnya. Sebaliknya, manusia akan dengan mudah melakukan pilihan yang lebih baik bila ia dimudahkan untuk melakukan kebaikan itu.
Seperti halnya kita yang disuruh oleh orang tua kita untuk makan-makanan sehat karena sering tidak melakukan pola hidup sehat. Kebanyakan kata-kata itu hanya lewat sepintas saja di telinga kita. Tetapi coba orang tua kita menyediakan buah-buahan, susu dan makanan sehat lainnya yang cenderung tampak oleh mata kita ketika di rumah.
Otomatis kecenderungan kita untuk melakukan pola hidup sehat melalui makanan sehat tersebut cenderung lebih besar. Dibandingkan hanya dengan nasihat dan omelan yang diberikan otomatis lebih sulit. Karena kebanyakan manusia hidup dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.
Seperti halnya saya yang saat ini lakukan untuk bisa mengubah kebiasaan saya untuk menulis. Dengan sering-sering memegang laptop dan meletakkan beberapa buku dan beberapa materi ataupun motivasi menulis untuk bisa semangat menulis. Karena biasanya saya kalau disuruh menulis khususnya tugas resume susahnya minta ampun, alhasil saya mencari kebiasaan baru dengan cara yang baru.
Beralihnya saya dengan metode baru ini karena belajar dari seekor lalat yang berada di toilet hingga dapat mengubah kebiasaan orang hingga 80 persen di seluruh dunia. Kalau saja lalat bisa mengubah, kenapa kita juga tidak, bukan?
Fathul Yasin, https://www.qureta.com/next/post/belajar-dari-seekor-lalat-yang-mengubah-dunia
Recent Comments