Jakarta – Nabi Isa AS adalah salah satu dari 5 nabi bergelar Ulul Azmi (Nabi Muhammad SAW, Nabi Musa AS, Nabi Ibrahim AS, dan Nabi Nuh AS) karena keimanan dan ujian yang mereka dapatkan.

Dilansir dalam buku Ulul Azmi: 5 Kisah Nabi yang Luar Biasa karya Nurul Ihsan disebutkan bahwa Nabi Isa AS merupakan keturunan dari Daud. Beliau dilahirkan tanpa adanya seorang ayah. Nabi Isa AS lahir dari rahim seorang wanita bernama Maryam. Banyak orang menuduh kalau Maryam berbuat zina karena lahirnya Nabi Isa AS.

Proses kelahiran Nabi Isa AS terabadikan dalam Al-Qur’an surah Maryam ayat 22-26:

فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا (22) فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا (23) فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا (24) وَهُنِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا (25) فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِي عَيْنًا فَإِمَّا تَرَينَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا (26)

Artinya: “Maryam pun mengandung (Nabi Isa), kemudian ia pergi ke tempat yang jauh. Saat ia ditimpa sakit akan melahirkan, ia bersandar di batang pohon kurma seraya berkata: Duhai seandainya aku mati sebelum ini dan aku menjadi sesuatu yang dilupakan. Makhluk yang berada di bawahnya berseru: Janganlah engkau bersedih. Rabbmu telah membuatkan aliran sungai kecil di bawahmu. Goyangkanlah pohon kurma itu, niscaya akan berjatuhan kurma-kurma muda yang mudah dijangkau. Silakan makan, minum, dan senangkan hatimu. Apabila ada seseorang yang melihatmu, isyaratkanlah dengan menyatakan bahwa aku bernadzar puasa kepada ar-Rahmaan (Allah Yang Maha Penyayang) sehingga aku tidak berbicara (dahulu) dengan manusia siapapun.” (Q.S Maryam ayat 22-26).

Kelahiran Nabi Isa AS

M. Faizi dalam buku Kisah Nyata 25 Nabi dan Rasul menjelaskan bahwa kelahiran Nabi Isa AS adalah pertanda berakhir seorang nabi diutus dari Bani Israil dan tanda berawalnya tahun Masehi.

Nabi Isa AS lahir sekitar tahun 622 tahun sebelum hijrahnya Rasulullah SAW dari kota Makkah ke kota Madinah. Beliau lahir di Baitlahm (Betlehem), dekat Baitul Maqdis, daerah Palestina di bulan Dzulhijjah.

Nabi Isa AS lahir dari seorang ibu bernama Maryam binti Imran. Lahir tanpa seorang ayah dalam artian bahwa Allah SWT memberikan mukjizatnya kepada Maryam dalam keadaan perawan dapat melahirkan seorang anak tanpa ayah.

Saat Maryam hamil dia merasa cemas dan khawatir, karena di masa itu hamil tanpa suami adalah aib yang dapat mencoreng nama baiknya, maka mendekati kehamilannya, Maryam pun meninggalkan rumahnya. Di bawah sebatang pohon kurma kering, jauh dari rumahnya, Maryam melahirkan Isa AS.

Sekalipun sudah berusaha meninggalkan rumahnya, berita kelahirannya tetap sampai di telinga para penduduk, hingga dia dituduh berzina oleh mereka.

Mukjizat pertama dari Allah SWT pun turun kepada Nabi Isa AS yang saat itu masih balita. Ketika seharusnya manusia seumur nya belum mampu berbicara, Isa AS kecil diberikan kemampuan untuk mengucapkan kebenaran.

Perkataan Nabi Isa AS disebutkan dalam surah Maryam ayat 30-34:

قَالَ إِنِّى عَبْدُ ٱللَّهِ ءَاتَىٰنِىَ ٱلْكِتَٰبَ وَجَعَلَنِى نَبِيًّا

Artinya: 30. “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,”

وَجَعَلَنِى مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ وَأَوْصَٰنِى بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّكَوٰةِ مَا دُمْتُ حَيًّا

Artinya: 31. “dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.”

وَبَرًّۢا بِوَٰلِدَتِى وَلَمْ يَجْعَلْنِى جَبَّارًا شَقِيًّا

Artinya: 32. “dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.”

وَٱلسَّلَٰمُ عَلَىَّ يَوْمَ وُلِدتُّ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

Artinya: 33. “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”

ذَٰلِكَ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ ٱلْحَقِّ ٱلَّذِى فِيهِ يَمْتَرُونَ

Artinya: 34. “Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.”

Isa AS mengatakan bahwa ibunya (Maryam) tidak melakukan kesalahan apapun, kelahirannya semata-mata karena kemampuan dan izin dari Allah SWT.

Bagaimana Maryam Hamil?

Mengutip buku Nabi Isa Dan Bunda Maryam dalam Pandangan Ulama Islam karya Abu Utsman Kharisman dijelaskan proses kehamilan Maryam tanpa peran seorang pria.

Dari Wahb bin Munabbih (Seorang Tabi’i):”Kemudian (Malaikat Jibril) meniupkan di kerah baju Maryam hingga sampailah tiupan itu ke rahimnya, hingga ia hamil.” (Diriwayatkan oleh AtThobariy dalam tafsirnya)

Percakapan Maryam dengan Yusuf an-Najjar yang sama-sama mengurus rumah ibadah pada zaman itu. Yusuf yang mengathui bahwa Maryam adalah wanita sholehah lagi baik imannya bertanya dengan kata-kata kiasan kepada Maryam.

· Apakah mungkin tumbuh tanaman tanpa adanya benih?

· Apakah mungkin tumbuh pohon tanpa adanya hujan yang mengiringinya?

· Apakah bisa terlahir seorang anak tanpa ada ayahnya?

Maka terjadilah percakapan antara Maryam dan Yusuf.

Maryam menjawab, “Ya, tidakkah Anda mengetahui bahwasanya Allah Ta’ala menumbuhkan tanaman pada hari penciptaannya tanpa didahului dengan benih? Sedangkan benih yang ada saat ini adalah berasal dari tanaman yang Allah tumbuhkan tanpa bermula dari benih sebelumnya.”

Selanjutnya Maryam berkata, “Tidakkah Anda mengetahui bahwasanya Allah dengan kekuasaan-Nya menumbuhkan pohon tanpa hujan. Dan Dia dengan kekuasaan itu menjadikan hujan sebagai penyebab kehidupan bagi pohon setelah Dia menciptakan masing- masing secara tersendiri. Ataukah Anda berkata: Allah tidak menumbuhkan pohon hingga harus minta pertolongan pada air, yang kalau tanpa air Dia tidak mampu menumbuhkannya?”

Yusuf an-Najjar berkata, “Aku tidak berkata demikian. Namun aku mengetahui bahwasanya Allah Tabaroka Wa Ta’ala dengan Maha Berkehendak sesuai kekuasaan-Nya, Dia berfirman: Jadilah, maka akan terjadi.”

Maryam pun menjawab, “Tidakkah Anda mengetahui bahwasanya Allah Tabaroka Wa Ta’ala menciptakan Adam dan istrinya tanpa ada induk wanita maupun laki (sebelumnya)?”

Yusuf pun yakin bahwa apa yang terjadi pada Maryam adalah sesuai kehendak dan kekuasaan Allah. Ia pun tidak bertanya lebih lanjut.

Sumber: detik.com

Translate »