Surabaya – Nabi Muhammad SAW bertemu Allah SWT saat Isra Mikraj (Isra Mi’raj/Isra Miraj). Lantas, apakah Rasulullah bisa melihat Sang Pencipta?

Isra merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW pada malam hari dari Masjidilharam di Makkah ke Masjidilaqsa di Baitulmaqdis dengan kendaraan burak.

Kemudian Mikraj merupakan perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dari Masjidilaqsa ke Sidratulmuntaha (langit ke tujuh) pada malam hari yang intinya menerima perintah salat lima waktu.

Isra Mikraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian. Jadi, Isra Miraj merupakan dua perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam satu malam. Saat Isra Mikraj, Rasulullah bertemu Allah SWT dan sejumlah nabi.

Sehingga muncul pertanyaan, apakah Rasulullah bisa melihat Sang Pencipta, saat bertemu Allah SWT? Mengenai hal itu, ada perbedaan pendapat di antara para ulama.

Seperti yang disampaikan Ustaz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan, dalam situs resmi Nahdlatul Ulama (NU).

Menurutnya, ada yang mengatakan Rasulullah mampu melihat Allah SWT dengan penglihatannya. Ada pula yang mengatakan tidak demikian.

Sayyid Syihabuddin Mahmud bin Abdullah Al-Husaini Al-Alusi dalam tafsirnya mengatakan, Rasulullah tidak bisa melihat Allah SWT saat Isra Mikraj. Sebab dalam Surat Al-Isra maupun Surat An-Najm dijelaskan, Allah SWT hanya memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya, bukan zat-Nya.

Sementara pendapat sahabat Ibnu Abbas, Ikrimah dan Ka’bul Akhbar sebagaimana dikutip Imam Abu Hayyan al-Andalusi menyebutkan, Rasulullah melihat Allah SWT saat Isra Mikraj (Isra Miraj).

Lalu pernyataan itu dipatahkan riwayat Sayyidah Siti Aisah. Alkisah pada suatu hari ia bertanya kepada Rasulullah perihal tanda-tanda yang dilihatnya pada malam Isra Mikraj. Waktu itu Rasulullah menjawab, tanda-tanda itu adalah Malaikat Jibril, bukan Allah SWT.

Dari dua pendapat di atas, Imam Nawawi mengatakan, pendapat yang lebih unggul yakni yang menyebutkan Rasulullah melihat Allah SWT dengan sepasang matanya.

فَالْحَاصِلُ أَنَّ الرَّاجِحَ عِنْدَ أَكْثَرِ الْعُلَمَاءِ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ رَأَى رَبَّهُ بِعَيْنَىْ رَأْسِهِ لَيْلَةَ الْاِسْرَاءِ

Artinya: Alhasil, (pendapat) yang unggul menurut mayoritas ulama, bahwa Rasulullah SAW melihat Tuhannya dengan kedua mata kepalanya pada malam Isra.

Syekh Nawawi Banten juga menyebut Rasulullah melihat Allah SWT. Namun bukan melihat seperti manusia pada umumnya.

Beliau menyampaikan, mata Nabi Muhammad SAW mendapat kekuatan dari Allah SWT saat Isra Mikraj. Sehingga bisa melihat wujud atau zat Allah SWT.

Ada juga sebagian ulama yang mengatakan, Allah SWT memberikan kekuatan kepada hati Nabi Muhammad SAW. Sehingga Rasulullah bisa melihat Sang Pencipta dengan hatinya sebagaimana melihat dengan matanya.

Sumber: detik.com

Translate »