Jakarta, CNBC Indonesia – Kiamat yang disebabkan perubahan iklim mungkin akan datang lebih awal. Sekitar 15 tahun lagi dilaporkan sejumlah titik kritis kemungkinan akan muncul di Bumi.
Bencana yang terjadi paling cepat pada 2038 seperti mencairnya Kutub Utara, runtuhnya lapisan es Greenland, dan hutan hujan Amazon berubah menjadi padang rumput.
Titik kritis, dalam klimatologi, merujuk pada perubahan sistem iklim lokal secara permanen. Misalnya saat lapisan es Greenland runtuh maka akan mengurangi hujan salju di wilayah utara.
“Tekanan yang sedang berlangsung dan kejadian ekstrem berinteraksi mempercepat perubahan yang mungkin di luar kendali. Saat telah mencapai titik kritis maka sudah terlambat,” kata penulis studi dan profesor sustainability di Universitas Bangor, Simon Willcock, dikutip dari Live Science, Rabu (5/7/2023).
Para peneliti membangun model komputer dari dua danau dan dua ekosistem hutan. Tujuannya menyelidiki elemen-elemen saling berinteraksi dan apakah bisa mempercepat kehancuran.
Hasilnya beberapa penyebab keruntuhan akan membawa perubahan pada beberapa sistem hingga 80 persen lebih dekat ke waktu sekarang. Temuan lainnya adalah 15 persen kehancuran terjadi karena adanya sejumlah unsur baru.
Dengan perhitungan baru itu, profesor geografi fisik Universitas Southampton dan rekan penulis, John Dearing memperkirakan kehancuran Bumi bisa terjadi sekitar 20 hingga 60 tahun lebih awal.
“Jadi jika titik kritis sebelumnya diramalkan untuk 2100 [77 tahun dari sekarang] kami menyarankan bisa terjadi 23-62 tahun lebih awal bergantung dari sifat tekanannya,” jelasnya.
Bencana perubahan iklim yang makin cepat itu berdampak pada banyak hal. Salah satunya, Live Science mencatat bakal ada biaya signifikan pada sosial dan ekonomi.
“Meskipun saat ini tidak mungkin untuk memprediksi bagaimana titik kritis yang disebabkan oleh iklim dan efek dampak manusia lokal pada ekosistem saling terhubung, temuan kami menunjukkan adanya potensi yang kuat,” kata Gregory Cooper yang merupakan rekan penulis dan peneliti sistem iklim University of Sheffield.
Sumber: cnbcindonesia.com
Recent Comments