Abu Hurairah yang bernama asli Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi ini termasuk sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadist. Ia memiliki ingatan yang sangat kuat sehingga banyak hadits Rasulullah SAW yang terekam jelas dalam ingatannya.
Kisah Abu Hurairah yang diajari wirid oleh setan dibagikan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan juga dituliskan kembali oleh Thoriq Aziz Jayana dalam bukunya yang berjudul ‘Tuhan, Aku Tak Pantas Masuk Surga.
Suatu hari, Abu Hurairah diamanahkan oleh Rasulullah SAW untuk menjaga gandum hasil zakat umat Islam. Namun malam harinya ada seseorang yang mencoba mencuri gandum tersebut, maka segeralah Abu Hurairah menangkap si pencuri dan memegang tangannya dengan kuat.
Pencuri ini berdalih bahwa ia sudah lama tidak makan bersama keluarganya. Mendengar hal itu, maka Abu Hurairah melepaskan sang pencuri.
Keesokan malamnya, ternyata pencuri tadi kembali lagi untuk mencuri gandum hasil zakat. Serupa dengan malam sebelumnya, Abu Hurairah kembali menangkap pencuri ini. Ia mengancam akan membawa ke hadapan Rasulullah SAW.
Lagi-lagi pencuri itu berujar bahwa dia dan istrinya serta anak-anaknya kelaparan sehingga terpaksa harus kembali mencuri. Mendengar penjelasan ini, Abu Hurairah merasa tak tega menahannya. Akhirnya ia kembali melepaskannya untuk kedua kali.
Kejadian ini kembali terulang, pada malam ketiga ternyata sang pencuri kembali datang untuk mencuri. Belajar dari pengalaman sebelumnya, Abu Hurairah kali ini benar-benar tidak akan melepaskan dan akan membawanya ke hadapan Rasulullah SAW.
Ternyata pencuri ini masih terus berupaya memengaruhi Abu Hurairah dengan berkata, “Wahai Abu Hurairah, maukah kamu saya ajari tentang satu amalan?” Mendengar hal tersebut tentu membuat Abu Hurairah senang sebab ia memang suka melakukan amalan-amalan.
“Amalan apakah itu? Tentu saya mau,” kata Abu Hurairah. Maka pencuri itu berkata, “Bacalah ayat kursi sebelum tidur, maka Allah akan menjagamu dari godaan setan.”
Mendengar penjelasan pencuri tersebut tentu membuat Abu Hurairah terkesima dan menyangka bahwa si pencuri itu adalah seorang ‘alim, maka dilepaskanlah pencuri itu oleh Abu Hurairah.
Keesokan harinya Abu Hurairah menghadap Rasulullah SAW dan menyampaikan apa yang terjadi selama beberapa malam. Ia juga mengatakan bahwa dirinya diberi suatu amalan atau wiridan oleh seorang pencuri untuk membaca ayat kursi sebelum tidur, niscaya Allah akan menjaganya dari gangguan setan.
Mendengar cerita Abu Hurairah, kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Apa yang dikatakan pencuri itu adalah benar, tapi dia itu pembohong, tahukah kamu siapa pencuri itu? Dia adalah setan,” kata Rasulullah.
Sehingga Rasulullah meluruskan dan memberikan penjelasan kepada Abu Hurairah bahwa mengerjakan amalan atau wiridan harus semata-mata karena cinta kepada Allah, bukan mengikuti setan.
Setiap amalan yang dilakukan atas dasar mengikuti setan maka yang ada hanyalah memunculkan riya, kesombongan atau ke-takabbur-an dalam melakukan amalan tersebut. Sementara jika diniatkan ikhlas semata-mata karena Allah, maka niscaya Allah akan memberikan keridhaan-Nya.
Kisah ini menjadi bukti bahwa setan bukan hanya mengajak manusia bermaksiat atau meninggalkan ibadah, tapi dia dengan akal cerdiknya juga mampu menggiring manusia untuk beribadah sehingga dalam ibadahnya tersebut ia selipkan rasa ujub atau kesombongan.
Sumber : detik.com
Recent Comments