Segala Kehidupan di dunia ini telah ditetapkan oleh Allah melalui Lauhul Mahfudz. Menurut Imam Ahmad rahimahullah berkata qadhar adalah merupakan kekuasaan Allah Ta ‘ala. karena tak syak lagi, atau takdir termasuk qudrah dan kekuasaannya yang menyeluruh.

Kemudian pengertian qada adalah ketetapan Allah terhadap makhluk-Nya sejak zaman azali dan tidak dapat diubah. Sedangkan pengertian qadhar adalah ketetapan Allah yang telah terjadi kepada seseorang sesuai dengan usahanya dan doa yang telah dilakukan atau dilaksanakan oleh orang tersebut.

Qadhar sendiri adalah rahasia Allah yang tersembunyi dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahuinya kecuali Dia, tertulis pada Lauh Mahfudz dan tak ada seorang pun yang dapat melihatnya.

Seperti halnya qada contohnya yaitu tentang jodoh, kematian, rizki, kelahiran, dan nasib telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Inilah yang tidak dapat di ketahui oleh manusia, Manusia hanya bisa mengimaninya. Sedangkan qadhar dapat diubah sesuai dengan usaha manusia.

Sebagai contoh ketika ada orang badannya gemuk dan melakukan olahraga supaya menjadi badan yang ideal, dan juga seperti halnya ada murid mendapatkan nilai jelek di sekolahnya kemudian murid itu belajar dengan rajin supaya mendapatkan nilai baik.

Allah menciptakan manusia itu dengan kebijaksanaannya, menghendaki manusia itu tidak mengetahui segala sesuatu dan tidak pula tidak mengetahui segala sesuatu. Manusia telah di ajarkan oleh Allah apa saja yang diperlukan manusia untuk hidup di dunia ini. Yaitu segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi agamanya dan dunianya, akidahnya dan amalannya.

Manusia diberikan oleh Allah kesanggupan memahami apa yang Allah ciptakan di alam jagat raya ini, yang menunjukkan kepada wujud Allah dan kesempurnaan sifat-sifatnya dan Allah menunjuki manusia kepada aturan-aturan kebenaran, keadilan dan kebijakan dengan perantaraan rasulnya.

Manusia diberikan oleh Allah Hidayah akal dan Fitrah yang dengan Hidayah ini manusia dapat mengetahui jalan-jalan untuk memperoleh kehidupan, bercocok tanam, berdagang, berburu, beternak dan sebagainya.

Itulah yang diberikan oleh Allah kepada manusia segala sesuatu yang untuk diketahuinya, adapun yang tidak diberikan oleh Allah tentang selain itu Allah menyembunyikannya, yaitu yang tidak sanggup dijangkau oleh fitrahnya.

Seperti mengetahui apa yang akan terjadi atau apa yang telah ada di atas langit atau apa yang ada di bawah bumi, atau sesuatu yang tersirat dalam dada manusia ada di dalam rahim ibu dan segala yang ditakdirkan untuknya baik rezeki ataupun mati.

Dengan begitu manusia mengetahui qadhar dirinya dari kedudukannya   yang maujud itu. Semua yang ada di alam semesta ini ada ketentuannya dan bergeraklah manusia dan segalanya yang ada di dunia menurut cara yang Allah telah tentukan.

Allah berhak melakukan apa saja kepada manusia dan Allah telah memberi keistimewaan manusia dari makhluk-makhluk lainnya dengan cara Allah memberikan akal dan nafsu untuk mendorong manusia agar dapat membedakan yang baik dan yang benar yang terpuji atau yang tercela.

Akan tetapi semua itu akan dipertanggung jawab kan di akhirat kelak, jika manusia melakukan amal yang baik maka akan diberikan pahala dan sebaliknya jika melakukan perbuatan maksiat maka akan disiksa.

Apabila manusia mengetahui apa yang Allah ketahui dan yang dihadapi, senang ataupun susah dan kebahagiaan atau kecelakaan, Maka manusia hanya akan berserah diri dan tidak mau melakukan yang mendatangkan kemanfaatan baginya.

Andaikan manusia menolak kemudaratan dan manusia tidak mau berusaha untuk menjadi lebih baik, kemudian hilanglah kegunaan akal yang diberikan oleh Allah. Apabila kita mengetahui kita kapan akan mati atau kapan kita gagal dalam ujian, tentulah kita sepanjang waktu selalu merenung dengan masalah-masalah itu.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari bahwa Rasulullah Saw bersabda:

إن الله خلق الرحمة يوم خلقها مائة رحمة فأمسك عنده تسعاً وتسعين رحمة، وأرسل في خلقه كلهم رحمة واحدة، فلو يعلم الكافر بكل الذي عند الله من الرحمة لم ييأس من الجنة، ولو يعلم المؤمن بكل الذي عند الله من العذاب لم يأمن من النار

“Sesungguhnya Allah telah menciptakan rahmat di hari Allah menciptakan nya 100 rahmat, Lalu Allah menahan disisinya 99 rahmat, dan melepaskan satu rahmat saja. Maka jikalau orang kafir mengetahui segala rahmat yang ada di sisi Allah tentulah dia tidak putus asa dari memperoleh surga. dan sekiranya, para mukmin mengetahui segala azab yang ada di sisi Allah tentulah dia tidak akan merasa aman dari api neraka.”

Hakikatnya manusia selama dia masih hidup adalah dia mengetahui bahwa perbuatannya mempunyai pengaruh dalam menentukan akibatnya, tanpa perlu dia mengetahui apa akibat itu dan bagaimana  setelahnya. Dengan begitu manusia akan terus melakukan perbuatan baik dan menjauhi kejahatan, tamak kepada rahmat Allah dan takut kepada azabnya.

Dalam surat Al-Mu’minun Ayat 60-61 diterangkan bahwa :

Al-Mu’minun : 60

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ

Dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhannya.

Al-Mu’minun : 61

أُولَٰئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ

Mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya.

Sumber : https://www.qureta.com/next/post/hikmah-manusia-tidak-mengetahui-takdirnya#

Translate »