JATUHNYA Kabul ke tangan pasukan gerila Taliban dalam waktu cepat mengejutkan dunia. Taliban yang menjaga nafas panjang selama 20 tahun perang gerila, bagaimanapun mencemaskan pasukan asing yang membuat mereka memutuskan menarik diri dari Afghanistan.
Perang panjang ini telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat jutaan orang menjadi pelarian. Apa dan bagaimana sesungguhnya Taliban dan 20 campur tangan Amerika Serikat di Afghanistan?
Ini beberapa hal yang kurang diketahui orang ramai soal Taliban dan Afghanistan.
Siapa Taliban?
Taliban adalah bahasa Pasthun dari bahasa Arab Thalib (mahasiswa, pelajar, santri). Ia muncul pada awal 1990-an di Pakistan utara setelah penarikan pasukan Soviet dari Afghanistan.
Gerakan nasionalis Islam Sunni pendukung Pashtun yang secara berkesan menguasai hampir seluruh wilayah Afganistan sejak 1996 sampai 2001.Gerakan yang pertama kali muncul di madrasah-madrasah dan masjid.
Gerakan ini muncul ketika semaraknya perebutan kuasa antara warlord (semacam panglima perang lokal) pasca mundurnya pasukan Rusia (dulu bernama Uni Soviet) dari Afghanistan. Saat itu banyak terjadi kekacauan, perpecahan, dan aksi keganasan.
Situasi ini sangat mengganggu para pelajar (dan juga penduduk lainnya) yang sedang menimba ilmu di madrasah-madrasah. Inilah yang mendorong Mullah Omar dan rakan-rakannya, Mullah Ghaus, Mullah Moh. Rabbani, Mullah Abbas, Mullah Hassan Rehmani, dan lain-lain untuk menciptakan kembali keselamatan, melucuti senjata para warlord, dan menegakkan hukum Islam, atau hukum Syariah, di seluruh tanah Afghanistan.
Dari Afghanistan barat daya, Taliban dengan cepat memperluas pengaruh. Pada September 1995 mereka menguasai Wilayah Herat, perbatasan dengan Iran, dan tepat satu tahun merebut ibukota Afghanistan, Kabul, menggulingkan rejim Presiden Burhanuddin Rabbani – salah satu bapak pendiri mujahidin Afghanistan yang menentang pendudukan Soviet. Pada tahun 1998, Taliban menguasai hampir 90 peratus wilayah Afghanistan.
Warga Afghanistan, yang bosan dengan ekses mujahidin dan pertikaian suku setelah Soviet diusir, menyambut gerilawan Taliban. Populariti awal mereka disebabkan oleh keberhasilan mereka dalam memberantas korupsi, membatasi pelanggaran hukum dan membuat jalan-jalan dan daerah-daerah di bawah kendali mereka sehingga perdagangan berkembang.
Pakistan bersama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), merupakan salah satu negara yang mengakui gerilawan Taliban ketika mereka berkuasa. Itu juga negara terakhir yang memutuskan hubungan diplomatik dengan kelompok itu.
Salah satu tokoh yang menonjol, Mullah Muhammad Omar (atau Mullah Omar), seorang pejuang gerila di masa penjajahan Soviet (1979-1989), anggota kelompok Harakat-i-Inqilab-i-Islami (Gerakan Revolusi Islam). Harakat-i-Inqilab-i-Islami adalah salah satu faksi dari tujuh faksi dalam kelompok Mujahidin (Peshawar Seven) yang melawan pasukan pendudukan Soviet ketika itu.
Di bawah kendalian Mullah Omar yang masyhur, Taliban terus bergerak, melancarkan perang terhadap pemerintah yang didukung AS dan ISAF. Hal ini berlanjut hingga hari ini, meskipun ia telah meninggal dunia.
Tetapi semangat Taliban menerapkan hukum Islam terlalu cepat dan terburu-buru ketika itu menjadikan reputasinya di dalam negeri dalam luar negeri bermasalah. Di antara kebijakan Taliban kala itu adalah memperkenalkan atau mendukung hukuman sesuai dengan interpretasi ketat mereka terhadap hukum Syariah.
Misalnya melakukan eksekusi publik terhadap pembunuh dan pezina, potong tangan bagi pencuri. Laki-laki diharuskan menumbuhkan janggut dan perempuan harus mengenakan burka (cadar) untuk menutupi seluruh tubuh.
Taliban juga melarang televisyen, muzik dan bioskop (wayang gambar), dan tidak menyetujui anak perempuan berusia 10 tahun ke atas pergi ke sekolah. Dalam sebuah kes tahun 2001, anggota Taliban memusnahkan patung Buddha Bamiyan yang terkenal di Afghanistan tengah.
Situasi ini ditangkap lembaga HAM (Hak Asasi Manusia) dan dunia internasional. Tentu saja, menjadi ancaman baru masa depan bagi Barat.
Al-Qaeda dituduh merampas empat pesawat komersial, merempuh World Trade Center (WTC) di New York dan Pentagon di Washington, DC. Pesawat keempat jatuh di sebuah padang di Shanksville, Pennsylvania.
Hampir tiga ribu orang tewas dalam serangan itu. Tidak ada satu pun dari sembilan belas perampas yang dituduhkan AS adalah warga negara Afghanistan.
Presiden AS ketika itu, George W. Bush langsung bersumpah untuk “memenangkan perang melawan terorisme,” dan kemudian membidik al-Qaeda dan Osama bin Laden yang disebutnya berlindung di Afghanistan. Bush meminta rejim Taliban untuk “menyerahkan kepada autoriti Amerika Serikat semua pemimpin al-Qaeda yang bersembunyi di tanah Anda.”
Taliban menolak tekanan AS. Negara Paman Sam itu melakukan campur tangan tentera, mendapat kerjasama dengan pasukan Barat dan melakukan pencerobihan untuk menyingkirkan Taliban.
AS dan sekutunya bersumpah untuk mendukung demokrasi, menghapus hukum Islam yang telah berlaku sebelum pasukan asing itu datang dengan dalih menghilangkan ancaman teroris.
Invasi Pasukan Multinasional Dipimpin AS
Oktober 2001, tentera AS, dengan dukungan Inggeris, Kanada, Australia, Jerman, dan Prancis dan lain-lain , memulakan kempen secara rasmi pelancaran Operation Enduring Freedom dan melakukan pengeboman terhadap pasukan Taliban, menjanjikan dukungan di masa depan. Fasa awal perang terutama melibatkan serangan udara AS yang dibantu oleh ketumbukan sekitar seribu pasukan khusus, Pasukan Utara, dan pasukan anti-Taliban dari etnik Pashtun.
Gelombang pertama pasukan darat konvensional tiba dua belas hari kemudian. Sebahagian besar pertempuran darat terjadi antara Taliban dan lawan-lawannya di Afghanistan.
Taliban Runtuh
13 November, para pejuang etnik Tajik dari Pasukan Utara yang didukung AS memasuki ibu kota Afghanistan, Kabul. November 2001 beberapa wilayah Taliban runtuh dengan cepat setelah kekalahannya di Mazar-e-Sharif pada 9 November 2001, dari pasukan yang setia kepada Abdul Rashid Dostum, seorang pemimpin tentera etnik Uzbekistan.
Selama minggu berikutnya benteng Taliban runtuh setelah gabungan pimpinan AS dan serangan Pasukan Utara di Taloqan (11/11), Bamiyan (11/11), Herat (12/12), Kabul (12/11), dan Jalalabad (14/11).
Pada tanggal 14 November 2001, Majlis Keselamatan PBB mengeluarkan Resolusi 1378, menyerukan “peran sentral” bagi PBB dalam membentuk pemerintahan transisi (peralihan) dan mengundang negara-negara anggota untuk menhantar pasukan penjaga keamanan untuk mempromosikan kestabilan dan pengiriman bantuan.
Pada tanggal 9 Disember 2001, Kota Kandahar, kota besar Afghanistan terakhir di bawah penguasaan Taliban, sepenuhnya diamankan pasukan gabungan AS. Pemimpin gerila Taliban yang kharismatik, Mullah Omar meninggalkan kota dan pasukan gerila Taliban kembali mengobarkan perang gerila dari gunung-gunung.
Mac 2002, jumlah kehadiran pasukan AS di Afghanistan telah berkembang kepada 7.200 anggota. Beberapa operasi ketat sebagai sebahagian dari gandingan tentera antarabangsa yang dipimpin AS. Yang lainnya dikerahkan sebagai sebaghaian dari misi ISAF yang diamanatkan oleh PBB.
Munculnya Hamid Karzai
AS dan sekutunya mendukung pemerintah boneka. PBB mengundang faksi-faksi besar Afghanistan, terutama Pasukan Utara dan kelompok yang dipimpin oleh mantan raja (tetapi bukan Taliban), ke sebuah persidangan di Bonn, Jerman.
Pada tanggal 5 Disember 2001, faksi-faksi menandatangani Perjanjian Bonn, yang disahkan oleh Resolusi Majlis Keselamatan PBB 1383. Perjanjian tersebut, dilaporkan dicapai dengan bantuan diplomatik Iran yang substansial kerana dukungan Iran untuk faksi Pasukan Utara, mengangkat Hamid Karzai sebagai ketua pentadbiran sementara, dan menubuhkan pasukan keselamatan antarabangsa untuk menjaga keselamatan di Kabul.
Perjanjian Bonn diikuti oleh Resolusi Majlis Keselamatan PBB 1386 pada 20 Desember, yang membentuk Pasukan Bantuan Keselamatan Antarabangsa, atau ISAF.
Faksi anti-Taliban Afghanistan menandatangani perjanjian Bonn, Jerman, membentuk kerajaan sementara Afghanistan yang dipimpin oleh Hamid Karzai, pemimpin suku Popalzai dari Durrani Pashtun. Karzai dipilih mengetuainya selama enam bulan sebagai Ketua Kerajaan Sementara, lalu dipilih untuk selama dua tahun sebagai presiden sementara selama loya jirga (Majelis Agung) pada 2002 yang diadakan di Kabul, Afghanistan.
Karzai, lahir di Kandahar, lulus dari SMA Habibia di Kabul dan menerima gelar master di India pada 1980-an. Dia pindah ke Pakistan dan aktif sebagai pengumpul dana untuk mujahidin selama Perang Soviet-Afghanistan (1979–1989) dan setelahnya.
Ia sempat menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri di pemerintahan Negara Islam Afghanistan. Pada Julai 1999, ayah Karzai dibunuh dan Karzai menggantikannya sebagai kepala suku Popalzai.
Pada bulan Oktober 2001 pencerobohan Amerika Serikat di Afghanistan dimulai dan Karzai memimpin suku-suku di sekitar Kandahar melawan Taliban; ia menjadi tokoh politik yang dominan setelah jatuhnya rejim Taliban pada akhir tahun 2001. Di tahun-tahun berikutnya, hubungannya dengan NATO dan Amerika Syarikat menjadi semakin tegang, dan dia telah beberapa kali dituduh melakukan korupsi.
Sumber: https://www.hidayatullah.com/
Recent Comments