Sebut saja namanya Wiji Lestari. Kesan Jawa kental di sana. Nama ini pasaran sekali dan multifungsi. Cocok untuk lelaki maupun perempuan. Silakan searching di FB atau YouTube. Pemilik akun ini seabrek (sekumpulan).
Wiji Lestari, bermakna doa agar pemiliknya menjadi benih kebaikan yang terjaga kelestariannya. Abadi.
Saya tidak sedang merekomendasikan nama apa yang bagus. Melainkan bagaimana nama mengubah nasib kita. Pernahkah mendengar orang Jawa mengganti nama? Ada alasan kerana faktor keberatan nama (kabotan jeneng). Ada nama yang dianggap tidak cocok (sesuai) dengan pemiliknya sehingga harus diganti.
Di lingkungan saya bahkan memiliki tradisi unik. Mengubah atau menambahkan nama setelah menikah. Jadi ada nama muda dan nama dewasa yang ditandai dengan pernikahan. Nama ini didapat dari rekomendasi sesepuh (ketua) desa. Saya masih menemukan budaya ini 30 tahunan lalu. Konon nama itu dipilih dengan perhitungan yang tidak sederhana. Menggunakan kepakaran tingkat tinggi. Sebuah kearifan lokal.
Wiji Lestari adalah nama kecil saya dan juga nama banyak orang Jawa. Umum banget (sangat). Ada Wiji Lestari yang atlet sepeda (basikal) nasional di ajang Asian Games, ada Wiji Lestari yang gelarnya profesor, dokter ahli gizi (pemakanan) dan ada juga yang juragan emas, dan sebagainya.
Anda perlu menyimak kisah ini terutama untuk mereka yang ingin mengubah nasibnya. Atau jika anda termasuk pecinta keragaman NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) silakan terus membaca. Barisan yang tidak puas dengan nama sendiri juga dipersilakan lanjut.
Dulu saat kecil saya tinggal di kawasan Tomang. Warga setempat menyebut saya Jawa kowek (takuk lama atau kekampungan) . Nama saya ditertawakan. Konon kampungan. Mungkin kerana aneh tinggal di rumah kawasan elit Tionghoa tapi kok nama saya Jawa. Mana mereka tahu itu rumah bukan milik saya. Saya hanya tinggal dengan ayah ibu dan adik serta anjing herder penjaga di rumah dengan tanah yang sedemikan luasnya.
Di buku absen (kehadiran) kelas nama saya paling beza. Yang lain begitu indah dan Islamik, nama saya Jawa banget (sangat).
Kok saya percaya diri membanggakan nama Jawa? Awalnya sih tidak, tidak ada orang mahu berteman (berkawan) dengan saya. Apa boleh buat. Ganti nama itu tidak semudah menghabiskan semangkok mie ayam baso super pedas, bro.
Mengubah nama itu tak mudah tapi boleh mendatangkan energi bahagia. Kok boleh? Begini, ada seorang ibu 5 kali melahirkan seluruh anaknya meninggal. Anak terakhir diberi nama Slameto. Pendek sekali. Slameto artinya (please) selamatlah. Alhamdulillah beneran (benar) hidup sihat selamat.
Kisah lain. Salah satu rakan saya meninggal di usianya yang sangat produktif. Semoga almarhum tenang di sisi-Nya. yang mengganjal adalah kecurigaan saya terhadap penyebab ketidaksihatannya adalah psikomatis.
Selama hidupnya beliau merasa tidak nyaman dengan nama Jawa yang dimilikinya. Maklum kerana meski orang tuanya Jawa ia tidak boleh bahasa Jawa sementara lingkungannya bukan suku Jawa. Ia mengalami perundungan sejak balita (baligh) hingga bekerja.
Boleh jadi kenyataan itu mungkin membuat fisiknya merespon dengan ketidaknyaman batin.
Satu yang pasti beliau seorang yang pendiam dan murah hati. Setia dan selalu menolong siapapun dengan tulus. Beliau hanya tidak suka dipanggil dengan nama aslinya.
Namanya sangat popular tetapi makin sering nama itu dipanggil beliau terlihat kurang suka. Bayangkan betapa itu tidak nyaman baginya.
Belajar dari kisah itu kita boleh lebih bijak saat memilih nama untuk anak cucu kita.
Saya bangga memiliki nama Jawa. Saya menjadi bahagian mereka yang memelihara keberagaman budaya bangsa. Setidaknya di tengah nama moden yang berbau Barat, Korea, Arab atau manca (pelbagai) negara, nama saya unik. Bhineka Tunggal Ika, berbeza-beza satu jua. Indonesia Raya. Yes.
Tapi saya juga mendefinisikan ulang nama saya. Wiji punya erti keren (sejuk) untuk saya. W untuk Wealthy (kaya). I untuk Intelligent (rajin). J untuk Joyfull (riang, mudah bahagia) dan I untuk Inner beauty (ehem cantik dari dalam). Maksa banget sih tapi itulah harapan saya. Hehe…
Wealthy saya pilih karna ia memiliki makna kaya yang lebih dalam. Selain kaya dalam hal materi, orang yang ada dalam kategori wealthy juga memiliki kekayaan dan kemapanan pola fikir. Visi dan misi orang-orang ini selalu selangkah lebih maju dan lebih luas dibanding orang kaya lainnya.
Inovasi dan perubahan adalah indikator untuk masuk dalam kategori wealthy. Silakan yang dalam namanya ada huruf W. Ini siapa tahu jadi afirmasi.
Menjadi wealthy berarti melakukan perubahan yang belum terjadi di sekitar kita. Kita harus boleh menjadi berguna untuk sesama dan membuat hidup orang lain menjadi bererti. Status “kaya” yang kita miliki juga harus memiliki makna untuk orang di sekitar.
Rich boleh didapatkan seseorang dalam sekejap saja. Misalkan seorang anak menjadi kaya raya kerana mendapat warisan orang tuanya yang merupakan konglomerat. Boleh juga seseorang tukang bangunan menjadi kaya mendadak ketika memenangkan lotri ratusan juta. Berbeza dengan rich, menjadi wealthy harus melalui proses panjang kerana kematangan dan kemapanan pola pikir tidak boleh diraih secara instan (segera).
Penghayatan saya mendalam. Nah percaya atau tidak saya merasa wealthy beneran. Saya menjadi lebih rajin, mudah bahagia dan mensyukuri keadaan diri saya. Nama yang sama konsep diri yang bermanfaat untuk berbeza.
Apa yang saya perlukan ada dengan cara tak terduga. Yah kalau untuk standard ukuran orang kampung, saya sudah wealthy.
Keberadaan kita diharapkan oleh masyarakat sekitar bukan karena punya something melainkan punya some think untuk kebaikan bersama..Terus berbahgi itu prinsip wealthy.
Nama saya menjadi sebuah self fullfilling properchy. Self fullfilling properchy dalam bahasa sosiologi itu semacam nubuwah yang terpenuhi karena keyakinan yang kita miliki. Sugesti dari dalam.
Kalau dalam bahasa agama, berfikir positif berprasangka positif, berperilaku positif. Pasti hasilnya akan positif. Allah SWT sesuai prasangka hamba-Nya.
Bagi mereka yang tidak puas dengan nama yang disandangnya tetapi kerepotan untuk mengganti, cukup ganti panggilannya. Boleh juga lakukan redefinisi atas nama seperti yang saya contohkan di atas.
Jangan sungkan dengan nama Surti, Bejo, Joko, Tukino dsb. Jika pemiliknya sendiri tak mencintai namanya maka bagaimana ia akan bahagia.
Nama yang kita terima membawa aura energi berlian dalam hidup kita. Redefinisi penting agar pemiliknya menghayati betul erti penting diri dan harapannya. Semakin tulus menerima makin berkelimpahan hidupnya.
Bukankah nama adalah hadiah indah dari orang tua ataupun mereka yang mengasuh kita? Nama yang khas Sunda, khas Papua, Bugis, Bali, Makasar dan ssebagainya bukankah indah seluruhnya.
Dengan bangga penuh penghayatan mari mensyukuri nama kita. Nama adalah doa termakbul bro. Doa orang yang paling menyayangi kita. Nama adalah nasib kita.
Sumber: Wiji Lestari Hamda Sukiman, https://www.qureta.com/next/post/duo-cinta-antara-nama-dan-nasib
Recent Comments