’Israel’ dan Hamas telah mengumumkan gencatan senjata setelah 11 hari pertempuran yang menewaskan 232 warga Palestina di Gaza dan 12 orang di ‘Israel’, lansir Al Jazeera. Kabinet keamanan ‘Israel’ pada hari Kamis (20/05/2021) mengatakan pihaknya memberikan suara dengan bulat untuk mendukung gencatan senjata Gaza “timbal balik dan tanpa syarat” yang diusulkan oleh mediator Mesir, tetapi menambahkan bahwa jam implementasi belum disepakati.

Hamas, kelompok yang memimpin Gaza, dan kelompok perlawanan Jihad Islam Palestina (PIJ) mengkonfirmasi gencatan senjata “timbal balik dan tanpa syarat” dalam sebuah pernyataan dan mengatakan akan dimulai pada pukul 2 pagi pada hari Jum’at (21/05/2021) (23:00 GMT Kamis).

Perkembangan itu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran global tentang pertumpahan darah, dengan Presiden AS Joe Biden mendesak Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu untuk mengupayakan de-eskalasi, dan tawaran mediasi oleh Mesir, Qatar dan PBB.

Presiden Mesir Abdal Fattah al-Sisi telah memerintahkan dua delegasi keamanan ke ‘Israel’ dan wilayah Palestina yang diduduki untuk bekerja demi menegakkan gencatan senjata, TV pemerintah Mesir melaporkan.  Gencatan senjata akan mengakhiri beberapa pertempuran paling sengit sejak 2014, yang telah menyebabkan kerusakan luas di Gaza dan menghentikan sebagian besar kehidupan sehari-hari di ‘Israel’.

Ali Barakeh, anggota biro hubungan Arab dan Islam Hamas, mengatakan kepada kantor berita The Associated Press bahwa deklarasi tersebut merupakan kekalahan bagi Netanyahu dan “kemenangan bagi rakyat Palestina”. Sebelumnya pada hari Kamis, ‘Israel’ telah melanjutkan pembomannya di Jalur Gaza yang terkepung, dan dibalas Al-Qassam dengan menggempur tempat-tempat strategis di wilayah ‘Israel’.

Pejabat kesehatan di Gaza mengatakan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak dan 39 wanita, tewas dan lebih dari 1.900 luka-luka sejak kekerasan meletus pada 10 Mei. ‘Israel’ mengatakan telah menewaskan sedikitnya 160 pejuang di Gaza, tanpa memberikan bukti. Hamas dan PIJ mengatakan setidaknya 20 pejuang mereka telah tewas.

Meski banyak korban sisi Palestina, tidak ada satupun pernyataan warga yang menyalahkan roket-roket Hamas. Bahkan rakyat Palestina malah sejak awal minta Hamas terus menembakkan roket-roketnya.

Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel sebanyak 12 orang, dengan ratusan orang dirawat karena cedera dalam serangan roket yang menyebabkan kepanikan dan membuat orang bergegas ke tempat penampungan.  Kekerasan dipicu oleh tindakan keras polisi ‘Israel’ terhadap pengunjuk rasa di kompleks Masjid Al-Aqsha di Yerusalem Timur yang diduduki pada 10 Mei, menyusul ketegangan berminggu-minggu di kota yang disebabkan oleh pengusiran paksa beberapa keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Syeikh Jarrah.

Setelah ‘Israel’ melewatkan tenggat waktu Hamas untuk menarik pasukannya dari situs suci, yang suci bagi Muslim dan Yahudi, kelompok pejuang Palestina menembakkan beberapa roket ke arah Yerusalem untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun. Tak lama kemudian, ‘Israel’ melancarkan serangan udara ke berbagai fasilitas publik di Gaza.

Baru Mulai Perang?

Sebelum laporan kesepakatan gencatan senjata, sejak hari Rabu malam (19/5/2021), para pejuang pembebasan Palestina membalas serangan di kota-kota penting Israel, sebagai balasan bom-bom di keluarga Gaza.  Brigade Izzuddin al-Qassam menyerang pangkalan militer T’Selem dan Nahal Oz dengan dengan rudal-rudalnya.

Di hari yang sama, faksi perlawanan juga meluncurkan video drone “Al-Zuwari” untuk mengintai target-target musuh lalu kembali dengan selamat. Drone ini diambil dari nama penemunya, Muhammad Al-Zuwari, seorang insinyur Tunisia yang telah gugur dibunuh agen Mossad.

Selain itu, rudal-rudal Al-Qassam juga menghujani haram Yahudi di Sderot, Ashdod, dan Askhelon (Asqalan) membuat sirene berbunyi tanpa henti.

“Kami berperang dalam pertempuran Saif Al-Quds demi membela Al-Quds ini dengan segala kehormatan, kemauan dan tekad atas nama seluruh bangsa,” kata jubir Al-Qassam Abu Ubaidah dalam pernyataanya.

Laporan kemenangan kelompok Palestina ini disambut di berbagai tempat. Takbiran kemenangan menggema di Kafr Aqab, Isawiyah, Rafah dan Nablus di kota Baitul Maqdis.

Di Palestina bahkan beredar undangan untuk Syaddu Ar Rihal (larangan pergi jauh) dan berkumpul shalat Subuh di halaman Masjidil Aqsha.Hal ini terjadi sejak pengumuman gencatan senjata dan kabar kemenangan sayap pejuang.

Menariknya, meski diumumkan gencatan senjata sayap militer Hamas ini justru mengeluarkan video resmi mengawali kesiapan tempurnya. “Ini tradisi Al-Qassam selama 4 perang terakhir, mengeluarkan video dan bukti kesiapan tempur mereka begitu musuh minta damai,” kutip akun twitter @sahabatalaqsha.

Video diambil di salah 1 dari sekian jaringan terowongan militer yang dikelola Al-Qassam. Video menunjukkan beberapa anggota Al-Qassam menyiapkan peralatan militer dan rudalnya.

Untuk pertama kalinya juga Zionis ‘Israel’ tak punya nyali untuk ground battle (pertempuran darat). Pengalaman masa lalu berperang dengan ‘Israel’ nampaknya menjadi pelajaran berharga bagi sayap pejuang pembebasan.

Penjajah rupanya trauma perang 2014 melawan Hamas. “Setelah menggempur dengan artileri darat, laut, udara selama 13 hari waktu itu, mereka mengira Mujahidin Palestina Al-Qassam dll. Begitu mereka lancarkan ground attack memasuki Gaza dengan tank-tanknya, baru mereka sadari, bagi Mujahidin, hari itulah HARI PERTAMA mereka mulai pertempuran,” kutip Sahabat Al-Aqsha yang terus memberitakan laporan masalah Palestina.*

 

Sumber: https://www.hidayatullah.com/berita/palestina-terkini/read/2021/05/21/208658/israel-dan-hamas-menyetujui-gencatan-senjata-gaza-pejuang-dan-warga-palestina-nyatakan-kemenangan.html

Translate »