Abdurrahman bin Muhammad atau yang lebih dikenali dengan Ibnu Khaldun lahir di Maghribi pada 1332 M / 723 H. Dunia Barat lebih mengenalinya sebagai pakar sosiologi dan sejarah. Beliau adalah salah satu daripada ulama yang menumpukan pada ilmu sosial dan sejarah. Selain al-Muqaddimah, kitabnya yang lain dan menjadi rujukan para sejarawan adalah Tarikh Ibnu Khaldun.

Ibnu Khaldun terkenal dengan teori hukum “Setiap peradaban itu bangkit dan musnah” kebangkitan peradaban selalu diawali dengan taksub dan semangat menuntut ilmu. Setiap peradaban akan sampai pada puncak kejayaannya. Dan yang menjatuhkan suatu peradaban adalah kejatuhan moral dan hilangnya semangat keilmuan. Sekalipun peradaban itu memiliki kekayaan berlimpah dan kuasa tentera yang kuat, ia akan jatuh juga. Sebenarnya banyak faktor lainnya namun kedua faktor inilah yang paling menentukan.

“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)” [QS. Ali Imran : 140] [1]

Bermula dari peradaban Yunani, kejayaan peradaban tertua ini dimulai dengan semangat keilmuan. Para pemudanya kemudian mengembangkan asas Ilmu lojik dan falsafah.[2] Falsafah memiliki tiga perkara asas yakni, etika, logik dan estetika.[3] Dengan Falsafah inilah budaya keilmuan Yunani berkembang ilmu geometri-matematik, kedokteran dan arkitek. Peradaban Yunani mulai jatuh ketika terjadi kerosakan moral penduduknya. Kemudian di ikuti oleh para pemimpinnya. Demonsthenes, seorang ahli Falsafah pada masa degradasi moral itu,  mengungkapkan fenomena penduduk Yunani yang berilmu sekaligus tidak berakhlak berkata;

“Kami mempunyai institusi pelacuran kelas elit (courtesans) untuk melampiaskanseksual. Dan Istri hanyalah untuk melahirkan keturunan halal (rasmi) dan juga untuk mengurusi urusan rumah yang dipercayai” [4]

Kebiadaban akhirnya menjadi akhlak orang-orang Yunani. Penduduknya sudah terjangkit penyakit wahn yang sangat akut. Dalam kalangan terpelajarnya memuja hasrat wanita dan kalangan pemimpinya mencintai pesta dalam gelimangan harta. Seakan-akan surga itu ada di istana. Seakan-akan hidup mereka akan selamanya. Serasa kejayaan kerajaan tidak akan pernah runtuh. Namun pekiraan mereka salah sama sekali. Peradaban yang sekarat itu jatuh diserang oleh pasukan Roma. Luluh lantaknya Yunani itu dikenang dalam sejarah sebagai Pertempuran Beneventum (275 SM).[5]

Pola naik dan jatuhnya peradaban ini amat terlihat pada setiap peradaban. Peradaban Islam, Peradaban Eropah, Peradaban Jepun, Peradaban Cina, pun terlihat jelas sekarang ini pada Peradaban Amerika yang sedang sekarat. Masa ini merupakan masa kejatuhan peradaban Kristian, keemasan peradaban Yahudi yang kedua dan kebangkitan peradaban Islam yang kedua.

Sesuai dengan janji Allah di dalam al-Qur’an bahawa Bani Israil (Yahudi) akan mengalami kejayaan untuk kedua kali. “Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerosakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar “[QS. al-Isra’ : 4]. Masa kejayaan Yahudi yang pertama telah berlalu, yakni Masa Kerajaan Nabiullah Sulaiman alaihi salam. Setelah era Musa kemudian kerajaan terpecah menjadi Kerajaan Israel di utara dan Kerajaan Yehuda di Selatan.

Perpecahan bererti kehancuran. Kehancuran ini diiringi dengan degradasi moral mereka. Seperti yang dikatakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bahawa fitnah Bani Isra’il adalah wanita dan fitnah ummatku adalah harta[6]. Gelar “almarhum pertama” bangsa Israil benar-benar ternobatkan setelah Nebukanezar (Raja Babilonia) menyerang kedua kerajaan itu. Kehinaan Yahudi pertama itu tercatat  dalam sejarah terjadi pada 586 SM.[7]

Seperti yang dikatakan oleh Mahathir Muhammad, mantan perdana menteri Malaysia, bahawa Yahudi sedang mengalami kejayaannya sekarang dan mereka mengendalikan dunia dari balik layar (by the Proxy). Dan kejayaan kedua Yahudi ini cepat atau lambat akan kita rebut. Tulisan ini saya akhiri dengan kembali mengutip Hukum Ibnu Khaldun, “Setiap peradaban itu bangkit dan musnah” kebangkitan peradaban selalu diawali dengan fanatisme dan semangat menuntut ilmu. Setiap peradaban akan sampai pada puncak kejayaannya. Dan yang menjatuhkan suatu peradaban adalah degradasi moral dan hilangnya semangat keilmuan. Sekalipun peradaban itu memiliki kekayaan berlimpah dan tentara yang kuat, ia akan jatuh juga.
Era Muslim.com

Translate »