Pemerintahan Spanyol Islam memiliki pengaruh dalam perkembangan tradisi keilmuan di Maghribi. Ini berawal dari rapatnya hubungan antara kedua wilayah tersebut, terutama dalam hubungan perdagangan. Kedua wilayah itu dijadikan sebagai pusat perdagangan.

Bahkan, pada abad ke-9 hingga ke-11, baik Spanyol mahupun Maghribi sama-sama melakukan pembangunan secara besar-besaran, termasuk dalam memajukan kehidupan ilmu pengetahuan. Bahkan, hingga abad ke-12, sejumlah pakar matematik Maghribi banyak yang menimba ilmu di Spanyol.

Ada beberapa nama pakar matematik pada abad tersebut, iaitu al-Hassar, Ibn al-Yasmin, Ibn Mun’im, dan al-Qurashi. Mereka memiliki pengaruh besar melalui karya-karya yang mereka tulis.

Pada abad itu, tradisi matematik dari Spanyol juga memiliki pengaruh kian besar dibandingkan masa-masa sebelumnya. Pengaruh itu menyebar melalui sejumlah kota yang ada di Maghribi. Misalnya, Sebta, Fez, Marrakech, Bougie di Maghrib bagian tengah, dan Tunis.

Hal itu terjadi melalui sejumlah tulisan yang masuk ke Maghrib, di mana banyak terdapat terjemahan dari berbagai ilmuwan, interaksi dengan para cendekiawan Spanyol, ataupun melalui para cendekiawan Maghribi yang belajar di Spanyol.

Pemerintahan yang berkuasa, iaitu Dinasti Almohad, memiliki perhatian yang besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Hampir semua khalifah memberi sokongan penuh terhadap tradisi keilmuan dan para ilmuwan di sana.

Intinya, mereka menjadi penaja dan pelindung para cendekiawan di berbagai bidang, termasuk para pakar matematik. Mereka benar-benar sepenuhnya melindungi para teolog, penulis, penyair, dan para sarjana. Tak menghairankan jika kemudian tradisi ini membuat kajian matematik pada abad selanjutnya terus berkembang. (republika.co.id)

Translate »