Modernisme Islam merupakan sebuah respons muslim modern terhadap bangsa Barat di abad 19 dan 20 M. Perhatian utama difokuskan untuk memurnikan ajaran Islam dari hal-hal yang tidak islami, menginterpretasikan beberapa aspek sosial kemasyarakatan, dan menyesuaikannya dengan unsur-unsur modern dan perkembangan zaman.

Hal ini dilakukan agar umat Islam dapat berpartisipasi aktif dalam menyumbangkan pemikiran-pemikirannya untuk perkembangan dunia modern dalam jangka waktu yang panjang serta untuk membuktikan kebenaran agama Islam. Salah satu tokoh yang berperan dalam hal ini adalah Sayyid Ahmad Khan dari India.

Sayyid Ahmad Khan dilahirkan pada 17 oktober 1817 M di Delhi dan meninggal dunia pada 27 Maret 1898 M dalam usia 81 tahun. Ayahnya, Mir Muttaqi, seorang pertapa saleh yang sangat besar pengaruhnya di istana kaisar Mughal, Akbar Shah II. Ahmad Khan belajar ilmu kenegaraan dan diperkenalkan dengan kebudayaan Barat oleh kakeknya dari pihak ibu, yaitu Khawaja Fariduddin, yang selama delapan tahun menjadi perdana menteri pada kaisar Mughal Akbar II.

Dari pihak bapaknya, ia keturunan Nabi Muhammad saw dari jalur Husein. Oleh karena itu, ia memakai gelar Sayyid.

Pendidikan pertama yang ia peroleh ialah dalam hal membaca Alquran. Setelah itu, ia melanjutkan studinya ke maktab. Di sini ia belajar bahasa Persia, Arab, dan matematika. Selain itu, ia juga mempelajari tentang geometri dan ilmu kedokteran. Pendidikan formalnya berakhir ketika ia berusia 18 tahun.
Peristiwa kematian ayahnya pada 1838 membawa perubahan besar dalam hidupnya. Kenyataan ini berdampak sikologi dan finansial terhadap keluarganya, karena ia memutuskan untuk bekerja pada serikat India Timur meskipun keluarganya tidak menyetujuinya, karena di antara mereka masih ada perasaan anti-Inggris.

Ahmad Khan dengan segala upaya mencoba mendamaikan umat Islam dengan pemerintahan Inggris. Ia mengajak umat Islam India agar tetap loyal terhadap pemerintahan Inggris. Kepada umat Islam ditegaskannya bahwa persahabatan di antara mereka dengan pihak Kristen diperkenankan oleh agama.

Usaha-usaha Ahmad Khan dalam hal mendamaikan umat Islam India dengan Barat, khususnya pemerintahan Inggris pada saat itu, nampaknya membuahkan hasil, yang mana umat Islam pada saat itu bertambah keinginannya untuk belajar kepada orang Barat, dan kecurigaan orang Inggris terhadap mereka berkurang. Dan akhirnya orang Islam memiliki perguruan tinggi model Barat.

Sebagai seorang muslim modernis, Ahmad Khan juga bertujuan memurnikan Islam dan menyesuaikannya dengan konteks masyarakat modern dengan cara mengadakan penafsiran ulang terhadap ajaran-ajaran Islam, mengadopsi sains dan teknologi Barat. Guna merespon tantangan dari Barat, Ahmad Khan melancarkan reformasi dalam bidang moral, sosial dan akidah, serta praktik-praktik keagamaan umat Islam secara kritis dan rasional.
Dengan cara ini, ia yakin Islam akan efektif dalam melayani masyarakat. Pendekatan rasional tokoh ini dalam memahami Islam tidaklah semata-mata karena adanya persentuhan dengan peradaban Barat, tetapi karena pemikirannya yang banyak dipengaruhi oleh Shah Waliullah yang menekankan bahwa pemikiran Islam itu harus dikaji ulang sehingga membuatnya sesuai dengan segala zaman.

Pemikiran sosial Ahmad Khan sangat erat kaitannya dengan pemikiran keagamaannya, sangat modern dan rasional. Hal ini terlihat dari konsepnya yang menyatakan bahwa kemajuan Barat itu bukan karena kristennya, tetapi kemajuan itu diraih dengan kemampuan intelektual sehingga mampu mengembangkan sains dan teknologi.

Sementara dalam bidang politik, ia menjauhkan diri dan menyarankan agar orang-orang Islam tidak ikut andil di sana. Ia ingin mendahulukan kemampuan intelektual masyarakat dengan cara menimba ilmu dan teknologi dari Barat.

Dalam bidang intelektual, usahanya telah mampu menjembatani kesenjangan intelektual antara zaman pertengahan dengan zaman modern. Karena itu, sejak dini Ahmad Khan sadar akan pentingnya penggunaan bahasa Inggris dalam proses pengajaran.

Dalam upayanya menyeragamkan standar mutu pendidikan secara nasional, di tahun 1886, diadakanlah konferensi tentang pendidikan. Tujuan lembaga ini ialah menyebarluaskan pendidikan Barat di kalangan umat Islam, mengevaluasi pendidikan agama yang diberikan di sekolah-sekolah pemerintah dan yang dikelola oleh golongan Islam serta menunjang.
Adapun ide-ide Ahmad Khan yang lain ialah penolakan terhadap beberapa hukum Islam yang sudah tidak relevan lagi, seperti hukum potong tangan bagi pencuri, perbudakan, dan beberapa tradisi Islam seperti poligami.

Melalui sebuah majalah yang bernama Tahzi al-Akhlaq, ia menyebarluaskan ide-ide nya yang informatif menyangkut persoalan-persoalan agama dan masyarakat. Selain itu, ia juga berhasil menyusun Tafsir Alquran dalam tujuh jilid, yang di dalamnya terkandung penjelasan-penjelasan rasional mengenai doktrin-doktrin agama.

Jadi, Sayyid Ahmad Khan ini merupakan seorang figur pemikir Islam India terbesar yang mengisi kesenjangan intelektual abad pertengahan dan periode modern. Ia termasuk salah seorang tokoh pemimpin kebangkitan Islam abad ke-19 di dunia Islam. Peranannya sangat vital dalam hal kebangkitan muslim India. Ia memperkenalkan kepada mereka liberalisme Barat dan pemikiran-pemikiran yang bercorak rasional.

Sumber : qureta.com

Translate »