Belakangan, muncul frasa cukup populer yang dikaitkan kemunculan virus corona, wabah penyakit saluran pernapasan yang menjangkiti hampir separuh bahkan lebih belahan dunia.

Frasa “Tentara Allah” ia disebut. Kok’ tentara allah? Karena awal kali terdeteksi di kawasan China, negara konon kabarnya sedang menjajah Suku Uighur yang sebagian besar adalah muslim. Virus ini dijustifikasi sebagai tentara allah yang akan menyelamatkan Muslim Uighur.

Frasa “Tentara Allah” merupakan terjemahan dari kosakata bahasa arab “Jundu” yang artinya tentara, lalu dipadukan dengan kata allah, nama Tuhan bagi umat islam. Dalam konteks teologi islam (kalam), kata Jundu termaktub di dalam al-quran bentuk jamak “Junuud” yang artinya balatentara.

Tak sedikit kata Junuud dapat ditemui dalam al-quran yang memiliki makna leksikal “Balatentara Allah”. Di beberapa ayat, ia disebut sebagai balatentara yang tak terlihat (malaikat dan jin) dan di ayat lain tentara yang terlihat (binatang, hewan tertentu dan unsur alam yang digerakkan).

Al-quran juga mengabadikan beberapa peristiwa terkait pengutusan balatentara allah, salah satunya terjadi saat perang badar, mufasir (ahli tafsir) berpendapat balatentara allah itu malaikat. Lalu, ada kisah pengutusan balatentara allah berupa angin topan, katak, belalang hingga kutu untuk memperingatkan Firaun.

Di samping itu, Al-quran juga berbicara tentang adanya tentara iblis, Junuudul Iblis. Tentara yang ditugasi melemahkan manusia dari jalan allah. Memalingkan manusia dari tauhid dan bahkan menyengsarakan manusia. Kalangan ahli tafsir dan ahli hadist menyebut tentara iblis dapat berupa jin atau setan, binatang tertentu hingga wabah penyakit.

Tentara Allah atau Tentara Iblis

Untuk membuktikan bahwa Covid-19 merupakan tentara allah atau tentara iblis ada beberapa pendekatan yang dirasa perlu digunakan. Salah satunya adalah teologis. Dan, mengedepankan pendekatan ini saya kira tepat untuk membuktikan hal itu.

Lagi pula, frasa “tentara allah” dipopulerkan oleh sejumlah tokoh agama yang memiliki disiplin ilmu di bidang ini. Jadi, tidak ada salahnya, jika kita mencoba menjabarkan pembuktian argumentatif. Namun sebelum itu, perlu dikatahui karakteristik tentara allah dan tentara iblis.

Pertama, Tentara Allah Diutus Untuk Mengokohkan Ajaran Tauhid.

Dalam sejumlah kasus atau kejadian, Allah mengutus bala tentaranya tidak hanya sebagai bentuk ujian, azab atau peringatan, melainkan juga untuk mengokohkan ajaran agama tauhid kepada suatu kaum.

Contoh, Allah pernah berulang kali memperingatkan Firaun dan Bani Israil untuk beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan meninggalkan sesembahan mereka.

Namun, berulang kali diperingatkan dengan berbagai bentuk bencana, Firaun dan kaumnya justru makin mengolok-olok ajaran agama yang dibawa Nabi Musa. Bahkan, dengan penuh kesombongan, Firaun semakin kasar dan sadis memburu dan menyiksa pengikut Musa.

Kisah itu cukup jelas tercatat dalam Al-quran, Surat Al-a’raf Ayat 133. “Maka kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak, dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa”.

Kedua, Tentara Allah Diutus Untuk Mengokohkan Posisi Nabi Sebagai Pemimpin Umat.

Dalam perang badar, Allah menyatakan telah mengirim 5000 malaikat untuk menolong Nabi Muhammad dan kaum muslim saat berhadapan dengan Suku Quraysh Mekkah di Lembah Badar.

Pertempuran pun berjalan singkat dan berakhir dengan kemenangan di pihak kaum muslimin, meskipun jumlah pasukan dan perlengkapan tempur yang minim dibandingkan Kaum Quraysh. Kisah ini tercatat dalam Surat Ali-imran 123-125.

Sejarah mencatat, perang badar merupakan salah satu perang yang melibatkan banyak pasukan. Sehingga, kemenangan kaum muslimin ini terdengar hingga Jazirah Arabiah. Dengan kemenangan ini pula Muhammad telah mengokohkan posisinya sebagai pemimpin yang berhasil menyatukan berbagai suku di madinah.

Ketiga, Tentara Allah Hanya Menimpa Kaum Yang Ingkar Terhadap Ajaran Nabi

Dalam sejumlah peristiwa luar biasa yang melibatkan tentara allah tidak pernah memakan banyak korban di pihak orang-orang beriman, justru, korban berjatuhan dari pihak lawan yang ingkar terhadap risalah nabi.

Seolah telah diskenariokan, bala tentara allah hanya menyasar sebagian kecil dari kelompok kontra nabi. Seperti halnya dalam perang badar, atau juga kelompok Firaun dan kaumnya.

Keempat, Tentara Allah Tidak Pernah Kalah

Dalam Al-quran surat As-shaffat ayat 173, Allah menjanjikan kemenangan bagi mereka yang ditolong dengan bala tentaranya. Hal itu dibuktikan dengan berbagai peristiwa yang tercatat dalam Al-quran atau hadist nabi. Salah satunya saat peristiwa perang badar tersebut.

Balatentara Iblis.

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa iblis, tentara dan sekutunya selalu konsisten menunaikan tugasnya, yaitu menggoda manusia agar mengingkari ajaran langit. Termasuk memalingkan umat manusia dari ajaran tauhid.

Pastinya, ketika kita berbicara karakteristik tentara iblis maka secara langsung berseberangan dengan karakteristik tentara allah.

Dalam banyak kisah, iblis selalu dikonotasikan sebagai makhluk pembangkang, sesat dan perayu ulung. Seperti yang digambarkan kitab suci, Iblis dilukiskan sebagai makhluk awal yang menggelincirkan nenek moyang manusia, Adam dan Hawa, hingga terusir dari surga.

Tak hanya itu, sejumlah kisah yang diabadikan dalam kitab suci juga menggambarkan sifat iblis dan bala tentaranya, seperti setan, jin dan binatang tertentu.

Terkait Covid-19, apakah tentara allah atau tentara iblis? Penulis mengutip pandangan pakar tafsir al-quran Prof. Dr. Quraish Shihab. Dalam sesi tanya jawab Najwa Shihab dan Sang Ayah, yang disiarkan melalui platform youtube narasi, 23/03/2020, Quraish Shihab menegaskan pandangannya, menolak sebutan corona tentara allah.

Merujuk pernyataan tersebut, penulis berpendapat bisa jadi corona adalah balatentara iblis, berupa jin atau setan. Sebab, menurut Mantan Rektor UIN Jakarta, penyakit atau wabah berasal dari setan yang juga dimaknai sebagai virus.

Karena, virus dan setan atau jin adalah makhluk tersembunyi dan tidak bisa dilihat kasat mata. Hanya orang dengan keistimewaan tertentu yang dapat melihatnya.

Pandangan ini diperkuat dengan firman allah dalam al-quran, surat shad ayat 41, yang menceritakan sakitnya Nabi Ayyub yang begitu lama lantaran gangguan setan. “Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya: ‘Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan'”. Selain itu, hadist nabi juga menyebut bahwa wabah penyakit berasal dari setan karena wabah tersebut adalah kotoran.

Kita Melawan Siapa?

Sebelum selesai membaca tulisan ini, barangkali pembaca dapat menerka siapa yang sedang menjadi lawan. Karakteristik yang dipaparkan di atas dirasa cukup untuk dapat menyimpulkan siapa sesungguhnya lawan kita.

Jika Covid-19 disebut tentara allah, apa dan siapa yang sedang dikokohkan? Xi Jinping dengan komunisnya? Jika Covid-19 disebut tentara allah, kenapa tidak China saja? Kenapa meluas hingga terjadi penutupan Kota Mekkah dan Madinah yang nyatanya adalah kota suci bagi umat islam.

Jika disebut tentara allah, kenapa virus corona mulai hilang dari pusat penyebarannya? Kota Wuhan mulai bangkit. Apakah ini petanda kekalahan tentara allah?

Sejatinya, kita sedang melawan tentara iblis. Dan perlawanan tersebut adalah jihad. Takbiiiiiiir…..

“Dari Abu Hurairah, Rasulullah bertanya kepada sahabat, ‘Siapakah orang yang mati syahid itu? Sahabat menjawab, ‘Orang yang gugur di medan perang’, Rasulullah menanggapi, ‘Kalau begitu sedikit sekali umatku yang mati syahid’. Penasaran, sahabat pun bertanya ‘Mereka itu siapa ya Rasulullah?’

Rasulullah menjawab, ‘Orang yang mati di medan perang itu syahid, orang yang mati di jalan allah (bukan perang) juga syahid, orang yang tertimpa wabah (Tha’un) juga syahid, orang yang mati karena sakit perut dan tenggelam juga syahid,'” (HR. Muslim).

Sumber : qureta.com

Translate »