Jakarta – Asiyah binti Muzahim atau Asiyah adalah istri Fir’aun pada zaman Nabi Musa AS dan dipandang menjadi salah satu perempuan mulia dalam sejarah Islam. Dalam Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab dikatakan, jika Asiyah adalah seorang Bani Israil.

Asiyah merupakan wanita yang beriman dan tidak menyembah Fir’aun. Oleh karenanya, dia adalah salah satu dari keempat wanita penghuni surga yang paling utama.

Dari Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas r.a mengatakan:

سَيِّدَاتُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَرْبَعٌ: مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَآسِيَةُ

“Pemuka wanita ahli surga ada empat: Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Khadijah binti Khuwailid, dan Asiyah.”

Asiyah Menjadi Istri Fir’aun

Fir’aun adalah sosok raja Mesir yang kejam dan angkuh. Saat menjabat jadi raja, Fir’aun membedakan dua suku yang ada pada zaman itu, yakni Qibthi dan Bani Israil.

Suku Qibthi adalah pembela raja, maka mereka memiliki kebebasan dan memiliki apapun yang dikehendaki karena mereka membela raja. Sedangkan Bani Israil, para lelaki dijadikan budak dan perempuan sebagai pemuas nafsunya.

Merujuk buku Siti Asiyah karya Syukur Yanuardi, suatu hari kecantikan Asiyah dan beberapa kelebihannya sampai ke telinga Fir’aun. Ia tertarik untuk melamar Asiyah dan mengutus seorang menteri.

Ternyata lamaran itu ditolak oleh Asiyah dan keluarganya. Mendengar lamarannya ditolak, Fir’aun sangat murka kemudian menyuruh tentaranya untuk menangkap kedua orang tua Asiyah dan mengancam akan membakar mereka berdua jika Asiyah tidak mau menerima lamaran Fir’aun.

Karena tidak mau melihat orang tuanya disiksa, akhirnya Asiyah mau menerima lamaran Fir’aun tapi dengan beberapa syarat. Salah satu syaratnya adalah Asiyah akan menghadiri acara-acara Fir’aun tetapi tidak tidur bersama Fir’aun. Fir’aun pun setuju dan mereka berdua akhirnya menikah.

Asiyah Disiksa Fir’aun

Mengutip buku Wanita-Wanita Hebat Pengukir Surga oleh Ibrahim Mahmud Abdul Radi, ketika mendengar mukjizat kenabian Nabi Musa, Asiyah langsung beriman kepada ajaran Nabi Musa dan Asiyah menjadi perempuan pertama yang beriman dan mengikuti ajarannya. Saat mengetahui istrinya beriman kepada Allah SWT, Fir’aun pun menyiksa Asiyah dan memaksanya meninggalkan keyakinannya itu.

Kedua tangan Asiyah diikat oleh suaminya sendiri di bawah terik matahari. Namun, siksaan dari Fir’aun justru kian meneguhkan keyakinannya.

Tatkala Fir’aun dan para pengawalnya meninggalkan Asiyah sendiri di bawah terik matahari, malaikat datang memberikan naungan karena doa yang telah ia panjatkan. Hal ini sebagaimana termaktub dalam surat At-Tahrim ayat 11:

وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّـلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا امۡرَاَتَ فِرۡعَوۡنَۘ اِذۡ قَالَتۡ رَبِّ ابۡنِ لِىۡ عِنۡدَكَ بَيۡتًا فِى الۡجَـنَّةِ وَنَجِّنِىۡ مِنۡ فِرۡعَوۡنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِىۡ مِنَ الۡقَوۡمِ الظّٰلِمِيۡنَۙ

Artinya: Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir’aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim,”

Setelah itu Fir’aun meminta pengawalnya untuk mengawasi Asiyah. Namun, saat para pengawal Fir’aun datang ke Padang pasir, tempat Asiyah diikat di bawah terik matahari, mereka melihatnya tengah memandang langit.

Saat itu Asiyah tengah memandang rumah yang telah dibangun untuknya di dalam surga. Dan dia tetap teguh pada ucapan serta keyakinannya hingga ajal menjemputnya.

Sungguh Asiyah adalah sosok wanita yang teguh memegang keyakinannya kepada Allah SWT, meskipun ia harus menerima siksaan dari suaminya sendiri. Dia adalah pribadi wanita tangguh dan memiliki kesabaran luar biasa dalam menghadapi ujian dan siksaan fisik lainnya.

Sumber: detik.com

Translate »