Di kitab suci Allah berfirnan
Agar kita gunakan akal
Dalam hadisnya Nabi berpesan
Agama hakikatbya adalah akal

Guruku non muslim mengatakan
Ajaran Islam masuk akal
Tapi di negeriku banyak kejadian
Ini dan itu tak masuk akal
Tak bisa dicerna oleh akal

Apakah itu akal-akalan
Coba kutanya kepada perasaan
Perasaan tak bisa beri jawaban
Bahkan ia pun menjadi korban
Terusik tersakiti oleh keadaan

Lalu apa yang harus digunakan
Untuk memahami kenyataan
Bila akal dan perasaan
Tak bisa lagi digunakan

Mungkinkah itu namanya paham
Pahami keadaan sama-sama paham
Lalu diam seribu diam
Mendiamkan keadaan yang tak masuk akal

Mendiamkan kenyataan yang tak diterina oleh perasaan
Itulah dia selemah iman
Atau gila sekalian
Diam diam sediamnya diam

Lalu, untuk apa pendidikan
Sekolah tinggi sampai ke awan
Titel dijejer sekeliling badan
Tapi akal tidak bisa digunakan

Logika ilmiah seakan ditumpulkan
Karena kini zamannya edan
Kalau mau hidup yang nyaman
Sesuaikan diri dengan keadaan
Menjadi edan biar sepadan

Kalau semua sudah edan
Akal dan rasa lari di badan
Sia-sialah usaha pendidikan
Cerdaskan bangsa lawan kebodohan

Sarjana profesor tidak diperlukan
Yang penting patuh kepada kemauan
Negeri berjalan di tengah kegelapan
Orang luar datang mengendalikan

Akhirnya riwayat tamatlah sudah
Negeri kehilangan tuah dan marwah
Tinggal tertulis dalam sejarah
Sebuah negeri antah berantah

Wahai bangsaku pewaris pahlawan
Apakah kita akan biarkan
Pasrah menyerah lumpuhkan badan
Terpulang semua kepada kalian

Bumi Melayu. 19 Desembet 2021

Image | tadamichi/iStock

Translate »