REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Orang Yahudi yaitu para pendeta-pendetanya senang sekali mengubah-ngubah isi Taurat dan menafsirkannya sesuai dengan ambisi mereka. Apalagi tentang informasi akan datangnya rasul akhir zaman yaitu nabi Muhammad SAW dari tanah Arab keturunan Ismail. Pendeta-pendeta Yahudi menutup-nutupinya karena bagi mereka nabi terakhir itu harus dari Yahudi.

۞ اَفَتَطْمَعُوْنَ اَنْ يُّؤْمِنُوْا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ يَسْمَعُوْنَ كَلَامَ اللّٰهِ ثُمَّ يُحَرِّفُوْنَهٗ مِنْۢ بَعْدِ مَا عَقَلُوْهُ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ

Artinya: Maka, apakah kamu (muslimin) sangat mengharapkan mereka agar percaya kepadamu, sedangkan segolongan mereka mendengar firman Allah lalu mereka mengubahnya setelah memahaminya, padahal mereka mengetahui(-nya)? (Alquran surat Al Baqarah ayat 75).

Ibnu Katsir dalam tafsir Qur’an Al Adzim menjelaskan tentang ayat ini. Ia menjelaskan lafadz: اَفَتَطْمَعُوْنَ اَنْ يُّؤْمِنُوْا لَكُمْ yang artinya adalah apakah kalian (Muslimin) mengharapkan mereka percaya pada kalian?. Maksudnya mengikuti dengan penuh ketaatan. Mereka (orang Yahudi) adalah golongan sesat sebagaimana nenek moyang mereka yang telah menyaksikan sendiri tanda-tanda kekuasaan Allah dan bukti-bukti yang jelas, tetapi hati mereka mengeras.

Orang-orang Yahudi itu diberi petunjuk oleh Allah dengan diturunkannya Taurat. Tetapi mereka mengubahnya. وَقَدْ كَانَ فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ يَسْمَعُوْنَ كَلَامَ اللّٰهِ ثُمَّ يُحَرِّفُوْنَهٗ yang artinya : padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah kemudian mereka mengubahnya. Artinya mereka (orang Yahudi) menakwilkannya dengan penafsiran yang tidak semestinya. Mereka mengetahui bahwa mereka melakukan kesalahan dengan mengubah dan menakwilkan firman-firman Allah.

Menurut AS Siddiq yang diubah oleh orang Yahudi adalah kitab taurat. Menurut Qatadah orang-orang Yahudi mendengar firman Allah (Taurat) lalu mengubahnya setelah mereka memahami. Sedang menurut Mujahid yang mengubah dan mengenyembunyikan adalah para pendeta dari kalangan Yahudi.

وقال أبو العالية ، عندما إلى ما أنزل الله في كتابهم ، من نعت محمد ﷺ فحرفوه عن مواضعه.

Artinya: Abu Aliyah berkata : mereka memahami apabila mereka merujuk ke apa yang diturunkan Allah dalam kitabnya, dari yang menyangkut nabi Muhammad, tetapi mereka mengubahnya dari yang sebenarnya. (Lihat tafsir Qur’an Al Adzim karya Ibnu Katsir, cetakan Dar Thayyibah linnasyri wa Tauzi, Saudi, jilid 1/A halaman 308).

Dalam tafsir tahlili Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kementerian Agama RI dijelaskan pada ayat ini Allah mengarahkan kembali firman-Nya kepada orang-orang mukmin agar mereka jangan terlalu banyak mengharapkan akan berimannya orang-orang Yahudi, karena watak mereka tidaklah jauh berbeda dengan watak nenek moyang mereka.

Hal yang demikian itu disebabkan adanya pendeta-pendeta Yahudi pada zaman dahulu yang mempelajari Taurat dan memahaminya kemudian mengubah pengertiannya, bahkan mengganti ayat-ayatnya dengan sengaja, terutama yang berkenaan dengan kedatangan Nabi Muhammad.

Mereka sebenarnya menyadari bahwa mereka telah melakukan penyelewengan dengan memutarbalikkan isi Taurat itu. Pelajaran agama yang sudah diputarbalikkan itulah yang diajarkan kepada keturunannya. Orang Yahudi pada zaman Rasul saw berpegang teguh dengan ajaran nenek moyang mereka yang keliru. Keinginan yang besar dari Nabi saw dan kaum Muslimin agar orang Yahudi beriman dan mengikuti ajaran Islam, sebab agama mereka paling dekat dengan Islam.

Oleh karenanya, orang-orang Yahudi terus hidup berada dalam kesesatan. Mereka mengubah ayat-ayat Allah, membunuh para nabi-nabinya, bahkan mereka juga menjadi manusia yang paling bengis dan kejam di alam dunia.

Mengutip istilah Thomas Hobbes seorang filsuf Inggris abad pertengahan yang menyebut Yahudi sebagai Leviathan atau monster yang sangat kejam.  Mereka menindas rakyat Palestina yang mayoritas adalah umat Muslim.

Dalam Alquran, sekitar tujuh juz yang khusus membahas tentang bangsa Yahudi Israel. Ini sebagai pengingat bagi umat nabi Muhammad SAW tentang sepak terjang kekejaman mereka sejak masa lalu, dari masa nabi-nabi terdahulu sebelum nabi Muhammad SAW hingga saat ini.

Bahkan dalam hadits nabi banyak menyebutkan tentang bangsa Yahudi yang akan menjadi golongan pengikut Dajjal. Merekalah yang akan bertempur dengan umat Islam pada akhir zaman.

حَدَّثَنَا مَنْصُورُ بْنُ أَبِي مُزَاحِمٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَمْزَةَ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ عَنْ إِسْحَقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عَمِّهِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُودِ أَصْبَهَانَ سَبْعُونَ أَلْفًا عَلَيْهِمْ الطَّيَالِسَةُ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Manhsur bin Abu Muzahim telah menceritakan kepada kami Yahya bin Hamzah dari Al Auza’i dari Ishaq bin Abdullah dari pamannya, Anas bin Malik Rasulullah SAW bersabda: “Dajjal diikuti Yahudi Ashbahan sebanyak tujuh puluh ribu, mereka mengenakan jubah hijau. (HR. Muslim nomor 5237).

Sumber: iqra.republika.co.id

Translate »