REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Orang-orang Yahudi mendakwa bahwa hanya merekalah yang akan menjadi penghuni surga. Itu lantaran adanya kesombongan dalam diri orang-orang Yahudi yang merasa bahwa mereka adalah orang-orang yang paling mulia karena nenek moyang mereka adalah para nabi.

Sehingga mereka merasa berhak menjadi pemimpin dunia dan juga menjadi penghuni surga. Allah ta’ala berfirman:

وَقَالُوْا لَنْ يَّدْخُلَ الْجَنَّةَ اِلَّا مَنْ كَانَ هُوْدًا اَوْ نَصٰرٰى ۗ تِلْكَ اَمَانِيُّهُمْ ۗ قُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Artinya: Mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, “Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani.”35) Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu orang-orang yang benar.” (Alquran surat Al Baqarah ayat 111).

Ibnu Katsir dalam tafsir Alquran Al Adzim menjelaskan bahwa dalam ayat 111 surat Al Baqarah itu Allah menjelaskan tentang orang-orang Yahudi dan Nasrani yang mendakwa bahwa hanya mereka yang akan masuk surga. Mereka menganggap diri mereka adalah anak-anak Allah, dan kekasih-kekasih Allah.

Padahal Allah ta’ala telah menyiapkan azab yang pedih karena dosa dan perbuatan mereka.

بين تعالى اغترار اليهود والنصارى بما هم فيه ، حيث ادعت كل طائفة من اليهود والنصارى أنه لن يدخل الجنة إلا من كان على ملتها ، كما أخبر الله عنهم في سورة المائدة أنهم قالوا : نحن أبناء الله وأحباؤه (المائدة: ١٨). فأكذبهم الله تعالى بما أخبرهم أنهه معذبهم بذنوبهم ،

Artinya: Allah taala menjelaskan tentang ketertipuan orang-orang Yahudi dan Nasrani dengan apa yang ada pada mereka, Setiap kelompok dari Yahudi dan Nasrani mengatakan bahwa tidak akan masuk ke surga kecuali orang yang memeluk agama mereka. Sebagaimana diberitahukan Allah ta’ala dalam surat Al Maidah bahwa sesungguhnya mereka (orang Yahudi dan Nasrani itu) berkata: ‘kami ini anak-anak Allah dan kekasih-kekasihNya’ (Al Maidah ayat 18). Maka Allah ta’ala mendustakan pengakuan mereka semua  dengan mengabarkan pada mereka bahwa sesungguhnya mereka itu akan mendapat azab atas dosa yang diperbuatnya di dunia. (Lihat tafsir Qur’an Al Adzim karya Ibnu Katsir, cetakan Dar Thayyibah linnasyri wa Tauzi, Saudi, jilid 1/A halaman 384).

Orang Yahudi juga mendakwa mereka tidak akan bisa tersentuh api neraka. Tapi pengakuan-pengakuan itu semua mendapat bantahan dari Allah taala. Allah berfirman: تِلْكَ اَمَانِيُّهُمْ (itulah angan-angan mereka). Menurut Abul Aliyah: lafaz tersebut artinya angan-angan yang orang Yahudi dan Nasrani dambakan dari Allah tanpa alasan yang benar.

Dalam tafsir tahlili Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kementerian Agama RI dijelaskan bahwa ahli kitab, baik Yahudi maupun Nasrani, masing-masing menganggap bahwa tidak akan masuk surga kecuali golongan mereka sendiri. Orang-orang Yahudi beranggapan bahwa yang akan masuk surga hanyalah orang-orang Yahudi. Demikian juga orang-orang Nasrani beranggapan bahwa yang akan masuk surga hanyalah orang-orang Nasrani.

Untuk menolak dan membatalkan anggapan mereka itu Allah memberikan penegasan bahwa anggapan mereka itu hanyalah angan-angan yang timbul dari khayalan mereka. Angan-angan mereka, meskipun disebutkan secara global, namun maknanya mencakup arti yang luas, yaitu angan-angan mereka agar terhindar dari siksa serta anggapan bahwa yang bukan golongan mereka akan terjerumus ke dalam siksa, dan tidak memperoleh nikmat sedikit pun.

Itulah sebabnya maka dalam ayat itu angan-angan mereka dinyatakan dalam bentuk jamak. Dalam ayat ini terdapat isyarat bahwa suatu pendapat yang tidak didasarkan pada bukti-bukti yang benar tidak boleh diterima.

Salah satu yang membuat orang-orang Yahudi akan mendapatkan azab Allah dan tidak berhak atas surgaNya adalah karena mereka hidup di dunia dengan tamak dan kejam.

Orang-orang Yahudi sejatinya adalah manusia paling tamak di muka bumi. Tentang ketamakan Yahudi itu secara eksplisit disebutkan dalam Alquran Al Karim.

وَلَتَجِدَنَّهُمْ اَحْرَصَ النَّاسِ عَلٰى حَيٰوةٍ ۛوَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا ۛيَوَدُّ اَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ اَلْفَ سَنَةٍۚ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهٖ مِنَ الْعَذَابِ اَنْ يُّعَمَّرَۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِمَا يَعْمَلُوْنَ ࣖ

Artinya: Engkau (Nabi Muhammad) sungguh-sungguh akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi) sebagai manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) daripada orang-orang musyrik. Tiap-tiap orang (dari) mereka ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (Alquran surat Al Baqarah ayat 96).

Dalam tafsir tahlili Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kementerian Agama RI menjelaskan bahwa dalam ayat ini Allah SWT memberikan penjelasan bahwa Nabi Muhammad SAW akan menjumpai orang-orang yang menginginkan kehidupan yang kekal di muka bumi dan mereka berusaha dengan cara apa pun juga agar mereka dapat hidup kekal.

Mereka itu sebenarnya tidak yakin akan dugaan dan sangkaan mereka sendiri. Meskipun yang dinyatakan dalam ayat ini hanya mengenai orang-orang yang hidup pada masa turunnya ayat, tetapi ketentuan itu berlaku terus sepanjang masa. Bahkan orang Yahudi itu orang yang paling tamak di antara seluruh manusia, bahkan melebihi orang-orang musyrikin.

Sikap demikian itu mendapat celaan dan kemarahan yang besar dari Allah. Karena orang-orang musyrik tidak percaya adanya hari kebangkitan, maka ketamakan orang-orang musyrik terhadap kenikmatan dunia bukanlah hal yang aneh.

Tetapi orang-orang Yahudi yang percaya pada Al-Kitab dan mengakui adanya hari pembalasan, seharusnya tidak terlalu tamak terhadap kehidupan dunia ini. Mereka menginginkan hidup di dunia seribu tahun atau lebih. Karena itu pantas kalau Allah marah dan menghukum mereka.

Panjang umur mereka di dunia ini tidaklah dapat menolongnya dan tidak pula dapat menjauhkannya dari siksaan yang tersedia bagi mereka di akhirat. Lagi pula umur itu betapapun panjangnya, pasti akan berakhir.

Dengan lain perkataan, panjangnya umur tidak akan dapat melepaskan diri mereka dari siksaan Tuhan, karena Allah Maha Mengetahui perbuatan-perbuatan mereka, baik yang tersembunyi, ataupun yang mereka lakukan secara terang-terangan. Seluruh perbuatan yang timbul dari mereka pasti diberi balasan yang setimpal.

Sumber: iqra.republika.co.id

Translate »