GAZA – Tentara Israel menyerbu rumah khatib Masjid Al-Aqsa Sheikh Ikrimah Sabri di lingkungan Al-Sawana, Yerusalem Timur.
Sheikh Sabri adalah ketua Dewan Islam Tertinggi di Yerusalem dan mantan pemimpin agama di Yerusalem dan wilayah Palestina. Dia adalah pendiri dan presiden Asosiasi Ulama dan Pengkhotbah di Palestina, presiden Dewan Fatwa Tertinggi di Palestina, dan presiden Otoritas Islam Tertinggi di Yerusalem.
Aksi penyerbuan tersebut bukan pertama kalinya. Sebelumnya pada 10 Oktober lalu, polisi Israel menggerebek rumah khatib Masjid Al-Aqsa, Sheikh Ekrima Sabri, di Yerusalem Timur dan memanggilnya untuk diinterogasi.
Dalam sebuah pernyataan, Masyarakat Tahanan Palestina mengatakan polisi memberikan perintah kepada Sabri untuk hadir untuk diinterogasi di pusat penahanan al-Masqubiyya di Yerusalem Barat.
LSM tersebut mengatakan pengkhotbah tersebut akan diinterogasi oleh dinas keamanan internal Israel, Shin Bet.
Berbicara kepada media lokal, Sabri mengatakan dia mungkin akan ditanyai tentang keputusan pengadilan Israel pekan lalu yang mengizinkan salat hening bagi orang Yahudi di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa.
“[Keputusan Israel] ini ditolak oleh kita semua karena Masjid Al-Aqsa khusus untuk umat Islam,” katanya.
Pekan lalu, seorang hakim Israel mengeluarkan keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mengizinkan orang Yahudi untuk melakukan “doa dalam hati” di dalam kompleks tersebut, dengan mengatakan bahwa ritual tersebut bukanlah “tindakan kriminal”. Keputusan tersebut telah memicu kecaman internasional, sehingga mendorong Pengadilan Pusat Israel di Yerusalem Timur untuk membatalkan keputusan tersebut, menurut media Israel.
Pihak berwenang Israel telah beberapa kali menangkap pengkhotbah berusia 82 tahun tersebut dan bahkan melarangnya memasuki Masjid Al-Aqsa selama beberapa bulan.
Bagi umat Islam, Al-Aqsa mewakili situs tersuci ketiga di dunia. Orang-orang Yahudi menyebut daerah itu sebagai “Gunung Kuil”, dan mengklaim bahwa itu adalah situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel tahun 1967. Mereka mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Sumber: international.sindonews.com
Recent Comments