Sejarah Islam di Barat telah dimulai pada abad ke-13 M, namun mereka mulai mempelajari atau mengkaji Islam pada abad ke-19 M di mana ketika para sarjana Barat mulai tertarik mempelajari agama Islam. Fokus kajian mereka pada masa itu dibidang filsafat dan ilmu pengetahuan yang merupakan karya-karya para filsuf dan saintis muslim, yaitu karya Ibnu Sina dan Al-Qanun fi Al-Tibb.

Kemudian dengan adanya perkembangan, fokus kajian mereka lebih cenderung terbuka pada cabang-cabang ilmu keislaman yang lain mereka tidak hanya memfokuskan mempelajari atau mengkaji filsafat dan sains saja tetapi mereka juga mempelajari ilmu Islam, seperti Fikih, Al-Qur’an Hadits, bahasa arab, sejarah Islam, dan ilmu lainnya. dengan adanya perkembangan ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya Islam di dunia Barat dan khazanah Islam di Barat mulai berkembang.

Seorang cendekiawan Eropa pada abad ke-19 M Theodor Noldeke secara intens mempelajari tentang ulumul Qur’an khususnya tentang kronologi surat-surat di dalam Al-qur’an. Ia mencermati pembagian surat-surat Al-qur’an, yaitu Surah Makkiyyah dan Surah Madaniyyah.

Surat Makkiyah ia bagi menjadi tiga periode, periode pertama ayat-ayat dari surat tersebut pendek, periode kedua ayatnya semakin panjang serta pendahuluannya lebih formal, dan periode ketiga adanya cerita ramalan yang penggunaannya terus diulang-ulang dengan adanya variasi terhadap tekanannya.

Sedangkan pada surat Madaniyyah tidak terlalu menunjukkan perubahan yang berarti. dengan adanya dilakukan pengkajian ini juga bermanfaat untuk memperkaya konsep pembagian surat-surat dalam Al-qur’an dan hal ini perlu juga diapresiasi.

Namun dalam konsep ini juga terdapat kelemahannya menurut W. Montgomery, Noldeke gagal menangkap fakta bahwa dalam satu surat terdapat ayat yang tempat turunnya berbeda dengan ayat mayoritasnya.

Adanya perkembangan Islam yang semakin maju di dunia Barat pasti tidak terlepas dari adanya latar belakang yang suram. Para ilmuwan Eropa memiliki daya tarik tersendiri untuk terus menerus mencari tahu tentang khazanah keilmuan Islam.

Pada abad pertengahan mereka mulai menerjemahkan buku-buku di berbagai bidang ilmu, serta mengirimkan beberapa mahasiswa mereka untuk belajar tentang dunia Islam.

Mereka tidak hanya mempelajari pendidikan Islam saja selain itu juga mempelajari tentang ilmu falak, perhitungan atau aljabar, ilmu astronomi, kimia, ilmu hayat, kedokteran, sastra, ilmu politik, arsitektur, musik, dan sebagainya. Masih banyak kontribusi yang diberikan Islam terhadap dunia Barat hingga mengalami kemajuan.

Setelah mempelajari itu semua, mereka mulai mengembangkan ilmu pengetahuan yang canggih pada abad selanjutnya, terutama dibidang teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa Islam berpengaruh besar terhadap kemajuan Barat masa itu.

Mereka mampu menyajikan temuan baru yang lebih kreatif sehingga dapat memberikan kontribusi pada dunia ilmu pengetahuan dan teknologi di era modern ini. Semua hal yang diperoleh ini tidak lepas dari masa kegelapan dunia Barat yang di mana pada masa itu banyak yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan, seperti doktrin gereja. Transformasi dunia Barat dan Islam melahirkan gerakan renaissance (kebangkitan kembali).

Proses transformasi ini tidaklah dilakukan dengan mudah, membutuhkan usaha dan waktu yang cukup lama. Tentunya ada faktor yang mendukung terjadinya hal ini, salah satunya adanya sifat insklusifitas atau sifat terbuka dari umat Islam, artinya umat Islam tidak memilih-milih dalam membagi atau mengembangkan ilmu pengetahuan mereka membebaskan siapa saja yang ingin mempelajarinya termasuk orang Barat yang non muslim.

Dengan adanya transformasi ini, Islam sangat berperan penting dalam perkembangan Barat dan Islam telah banyak menyumbangkan warisan intelektualnya.

Salah satu bentuk warisan intelektual Islam terhadap dunia Barat yaitu manuskrip Islam. yang digolongkan kepada manuskrip Islam di sini bukan hanya Al-qur’an, hadits, dan fikih saja, melainkan juga yang memuat ilmu-ilmu umum seperti sastra, tata bahasa, sains, matematika, sejarah, geografi, kedokteran, astronomi, dan filsafat semua itu dapat digolongkan sebagai manuskrip Islam.

Stephan Roman menyebutkan bahwa penyebaran manuskrip ini terdapat di 10 negara barat, diantaranya ada di Spanyol, Perancis, Jerman, Inggris, Belanda, Denmark, Italia, Amerika Serikat, serta negara-negara lainnya. Manuskrip ini ditulis dalam berbagai bahasa seperti dalam bahasa Jawa, Melayu, Urdu, dan lainnya. Koleksi manuskrip ini berkembang di abad ke 15-20 M di Barat.

Ada berbagai macam faktor yang menjadi penyebab perpindahan manuskrip Islam ke tangan dunia Barat, yaitu ada yang didapatkan secara baik-baik dan adapula dengan perampokan pada masa kolonialisme, serta melalui transaksi jual beli.

Interaksi pertama dunia Barat dengan manuskrip Islam yaitu pada masa Dinasti Abbasiyah, pada masa itu banyak sarjana dari Barat yang belajar di pusat-pusat intelektual Islam, seperti di Cordoba, Sevilla, Granada, Toledo, Salamanca, dan lainnya.

Sebagian dari mereka aktif dalam menerjemahkan kitab-kitab tersebut ke dalam bahasa Inggris atau latin. Proses ini tidak lepas dari perpindahan ilmu pengetahuan dari dunia Islam ke Barat. Jadi adanya kemajuan di Barat tidak bisa dilepaskan dengan peran agama Islam.

Sumber  : qureta.com

Translate »