Ilmu di dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu dan dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dan sebagainya.

Tidak hanya itu, masih banyak pengertian tentang ilmu ini, baik dalam pandangan para ahli maupun pandangan dari berbagi pihak.

Di dalam Islam, Ilmu punya kedudukan yang sangat penting. Hal ini dapat kita ketahui di dalam ayat-ayat al-Qur’an maupun hadits-hadits yang menerangkan kedudukan orang yang berilmu. Orang yang berilmu akan diangkat derajatnya beberapa derajat oleh Allah SWT.

Bahkan sangat pentingnya ilmu bagi manusia, dalam islam diwajibkan bagi seluruh umatnya baik laki-laki ataupun perempuan untuk menuntut ilmu. Selain itu sering juga dikemukakan ayat al-Qur’an yang mengandung pertanyaan seperti halnya dari Allah SWT dibawah ini..

Seperti kalimat “afala ta’qilun” (apakah engkau tak berakal) atau juga seperti kalimat “afala tatafakkarun” (apakah engkau tidak berfikir), yang pada dasarnya mendorong Muslimin untuk menggunakan dan mengembangkan akal fikirannya-menurut Ilmu.

Dalam surah al-Zumar ayat 9 juga dijelaskan yang artinya: “Katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu) dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya (hanya) orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.

Bukan itu saja, juga terdapat pula sejumlah hadits yang sangat sesuai dengan tuntunan menimba ilmu dan pengembangan ilmu, Seperti halnya yang sering kita dengar dari beberapa tokoh agama, “Menuntut ilmu itu fardhu (wajib) bagi Muslimin dan Muslimat”. ( H.R. Bukhari dan Muslim).

Seperti halnya hadits diatas juga telah menyebutkan bahwa menuntut ilmu itu adalah suatu keharusan atau kewajiban untuk dikerjakan dan dilaksanakan. Menuntut disini artinya ditekankan untuk menimba ilmu atau belajar ilmu, baik ilmu yang bersifat duniawi, akhirat, lahir, batin, dan ilmu-ilmu lainnya.

Dengan demikian al-Qur’an dan juga Hadits merupakan sumber bagi ilmu-ilmu Islam, dalam pengertian yang seluas-luasnya. Terlebih pula, kedua sumber pokok Islam ini juga memainkan peran ganda dalam penciptaan dan pengembangan ilmu-ilmu.

Pertama, prinsip-prinsip ilmu dipandang kaum muslimin terdapat di dalam al-Qur’an. Kedua, al-Qur’an dan hadits juga menciptakan suasana yang kondusif bagi pengembangan ilmu dengan menekankan kebijakan dan keutamaan dalam menuntut ilmu.

Dan singkatnya kedua sumber pokok ini, menciptakan pola khas yang mendorong aktivitas intelektual dalam konteks atau konformitas dengan semangat Islam. Di dalam proses penyesuaian ilmu dari zaman ke zaman, ilmuan Muslimin tidak berlaku pasif atau berjalan ditempat saja. Hal ini seperti yang dikemukakan Nasr dalam Islamic Science: An Illustrated Study (1976, h.9). sebagai berikut:

Ilmu Islam muncul dari perkawinan antara semangat yang terbit dari wahyu qur’ani dengan ilmu-ilmu yang ada dari berbagai peradaban yang diwarisi Islam. Kemudian ditelaah dan diubah bentuknya melalui kekuatan rohaniahnya.

Dari penggabungan tersebut kemudian menjadi suatu ilmu pemahaman baru yang berbeda sekaligus melanjutkan apa yang telah ada sebelumnya. Sifat menyeluruh dan keluasan wahyu Islam yang bersumber dari karakter universal (umum) wahyu Islam dan tercermin dalam penyebaran diderbagai kalangan dan penjuru Islam.

Dengan watak pandangan dunia (worldview) seperti ini, maka tidak aneh kalau sangat penting pengembangan ilmu dalam Islam menjadi sangat luas. Sebagaimana yang dibuktikan di dalam sejarah, ilmuwan Muslim menerima warisan ilmu dari berbagai pihak, mulai dari Yunani, India, Cina dan sebagainya.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwasanya betapa pentingnya kedudukan ataupun peranan ilmu terutama di dalam pengaruh Islam, yang mana dengan ilmu tersebut seseorang bisa menjadi mulia dan mempunyai harkat serta martabat yang tinggi disegani oleh orang banyak.

Selain itu dengan ilmu seseorang bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang salah ataupun yang benar. Dengan ilmulah seseorang menjadi lebih bijaksana dalam setiap aktivitas kehidupannya, baik mengambil keputusan apapun. Tentunya ilmu-ilmu tersebut harus diiringi dengan adab.

Sumber : qureta.com

Translate »